ANALISIS PERUBAHAN MENUJU DIGITALISASI DENGAN LEADING CHANGES MANAGEMENT PADA IKM DI SUMATERA BARAT

Lona, Delviari (2021) ANALISIS PERUBAHAN MENUJU DIGITALISASI DENGAN LEADING CHANGES MANAGEMENT PADA IKM DI SUMATERA BARAT. Masters thesis, Universitas Andalas.

Preview	Text (Cover dan Abstrak) abstrak.pdf - Published Version Download (199kB) | Preview
Preview	Text (Bab I Pendahuluan) BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version Download (294kB) | Preview
Preview	Text (Bab IV Penutup) BAB VI Penutup.pdf - Published Version Download (90kB) | Preview
Preview	Text (Daftar Pustaka) Dapus.pdf - Published Version Download (186kB) | Preview
	Text (Skripsi Full Teks) Tugas Akhir Ilmiah Utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (10MB)

Abstract

Industri Kecil Menengah menjadi salah satu dari lima sektor utama penggerak ekonomi Sumatera Barat yaitu pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor. IKM dengan perkembangan yang begitu pesat pada tiga sektor yaitu makanan, tekstil dan gambir, yang masuk ke dalam daftar industri unggulan Provinsi Sumatera Barat. Oleh karena itu Pemerintah Sumatera Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Barat berupaya memberikan pelatihan terkait pengembangan usaha guna mampu bersaing di era digital. Digitalisasi IKM dipercaya mampu meningkatkan kualitas layanan dari IKM dan mampu memperluas pasar produk hasil IKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan pada IKM dalam bertransformasi menuju digital dari sudut pandang manajemen perubahan khususnya pada IKM yang telah mendapatkan pelatihan terkait pengembangan dan promosi produk menggunakan teknologi informasi. Identifikasi ini menggunakan metode dari Kotter’s yaitu leading changes management. Delapan prinsip dari metode Kotter’s ini dijadikan acuan dalam mengidentifikasi bagaimana IKM tersebut dalam menghadapi perubahan. Hasil identifikasi pada 21 IKM yang menjadi peserta pelatihan pengembangan dan promosi produk menggunakan teknologi informasi terkait manajemen perubahan dalam bertransformasi digital diperoleh dalam menciptakan rasa urgensi, 54 persen responden merasa bahwa penerapan digital ini memberikan manfaat, namun masih belum merasa urgen untuk diterapkan pada usaha mereka saat ini. Prinsip kedua dalam membentuk koalisi tim yang kuat, 40 persen responden merasa belum bisa membentuk tim pada usahanya karena materi pelatihan yang masih kurang dipahami oleh peserta. Ketiga dalam membuat perubahan visi dan strategi, 43 persen responden merasa pelatihan masih belum membantu mereka untuk merumusakan visi dan strategi baru untuk bertransformasi ke digital. Prinsip keempat mengkomunikasikan visi, 44 persen responden mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan visi yang akan dicapai kepada orang lain karena masih belum memahami materi serta visi yang akan dicapai tersebut. Prinsip kelima menghapus berbagai rintangan, 49 persen responden setelah mengikuti pelatihan ini dapat mengidentifikasi hambatan yang mereka alami, namum masih belum mampu untuk mengatasinya. Prinsip keenam dalam mencapai kemenangan jangka pendek, 48 persen responden termotivasi untuk menggunakan digital, namun kesulitan dalam merumuskan pencapaian apa yang akan dicapai. Ketujuh dalam membangun perubahan, 48 persen responden belum mampu membangun perubahan setelah mencapai tujuan jangka pendek sebelumnya. Prinsip kedelapan membudayakan perubahan, 41 persen responden masih belum berkomitmen untuk bertransformsi ke digital, dan menjadikan digital dalam bentuk SOP serta menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran awal terkait kondisi IKM dalam bertransformasi menuju digital dan mampu memberikan masukan bagi IKM serta Pemerintah Daerah Sumatera Barat terkait pelatihan yang dibutuhkan oleh IKM dalam membantu mereka untuk bertransformasi digital.

Actions (login required)

View Item