Optimalisasi Kinerja Lalu lintas Melalui Penerapan Pengaturan Simpang Tak Bersinyal dengan Metode Local Area Traffic Management (Studi Kasus - Kawasan Ulak Karang)

Dian, Alfi Rahmi (2019) Optimalisasi Kinerja Lalu lintas Melalui Penerapan Pengaturan Simpang Tak Bersinyal dengan Metode Local Area Traffic Management (Studi Kasus - Kawasan Ulak Karang). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
01 COVER DAN ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (557kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1 Pendahuluan)
02 BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (609kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab Akhir)
03 BAB AKHIR PENUTUP.pdf - Published Version

Download (594kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
04 DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (461kB) | Preview
[img] Text (Tugas Akhir Ilmiah Utuh)
05 TA UTUH.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (8MB)

Abstract

Transportasi adalah salah satu unsur yang berpengaruh terhadap perkembangan suatu daerah. Transportasi dapat menunjang pertumbuhan ekonomi hingga perkembangan sosial masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya sistem transportasi yang memadai dan memenuhi kriteria keselamatan, tertib, nyaman dan efisien. Padang sebagai ibukota provinsi menjadi pusat perkembangan dan menjadi kota dengan rutinitas tertinggi di Sumatera Barat, sehingga lalu lintas memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Pada suatu area di kawasan Ulak Karang terdapat tiga simpang yang membentuk segitiga dan menjadi salah satu kawasan yang menampung volume kendaraan cukup tinggi pada jam puncak dikarenakan kawasan tersebut berada di sekitar pusat perkantoran dan pusat perbelanjaan. Ketiga simpang tersebut adalah: yang pertama simpang yang berada di persilangan jalan Jhoni Anwar dan jalan Khatib Sulaiman (depan restoran Lamun Ombak), Simpang Pasar Ulak Karang, dan Simpang DPRD provinsi Sumatera Barat. Untuk itu kawasan ini diharapkan dapat selalu melayani kebutuhan lalu lintas dengan optimal. Karena itu perlu dilakukan evaluasi kinerja ketiga simpang agar diketahui kapasitas dan penanganan yang perlu dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja simpang-simpang tersebut. Ketiga simpang dievaluasi sebagai simpang tak bersinyal untuk keperluan ketiga simpang tersebut menjadi simpang terkoodinasi. Sebagai acuan menurut MKJI 1997, Derajat Kejenuhan maksimal bagi simpang tak bersinyal adalah 0,85. Setelah dilakukan analisa dari hasil evaluasi ketiga simpang sebagai simpang tak bersinyal didapatkan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,985 untuk simpang Ulak Karang, 0,275 untuk simpang DPRD Provinsi, dan 1,288 untuk simpang Lamun Ombak. Setelah diberikan perlakuan berupa Pembatasan pergerakan arus lalu lintas dan penerapan median di simpang Ulak Karang, nilai derajat kejenuhan turun ke angka 0,621. Sedangkan untuk simpang Lamun Ombak diberikan perlakuan berupa pengaturan lalu lintas dengan membatasi pergerakan pendekat C (jalan Jhoni Anwar menuju arah Siteba) hanya diperbolehkan belok kiri dan pelebaran lebar pendekat jalan minor. Perlakuan ini efektif menurunkan derajat kejenuhan simpang menjadi 0,848. Kata kunci: derajat kejenuhan, lebar pendekat, simpang tak bersinyal, simpang terkoordinasi

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: YOSRITZAL, Ph.D
Subjects: T Technology > TE Highway engineering. Roads and pavements
Divisions: Fakultas Teknik > Sipil
Depositing User: s1 Teknik Sipil
Date Deposited: 06 Dec 2019 12:03
Last Modified: 06 Dec 2019 12:03
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/53868

Actions (login required)

View Item View Item