Pengaruh Penambahan Biolubricant pada Oli SAE 30 dan Variasi Temperatur terhadap Keausan

Ikhsanul, Fikri (2024) Pengaruh Penambahan Biolubricant pada Oli SAE 30 dan Variasi Temperatur terhadap Keausan. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (642kB)
[img] Text (Bab I Pendahuluan)
Bab I Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (2MB)
[img] Text (Bab V Penutup)
Bab V Penutup.pdf - Published Version

Download (666kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (566kB)
[img] Text (Tugas Akhir Fulltext)
Tugas Akhir Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Pelumas berupa mineral oil memiliki kelemahan yaitu bahannya relatif terbatas, umur pemakaian singkat, ketahanan oksidasi lebih rendah, kekentalan lebih mudah berubah, indeks viskositas lebih rendah, dan harga mahal. Pelumas bio nabati diharapkan ramah lingkungan dan renewable, serta dapat juga memenuhi sifat berupa viskositas yang sesuai, pour point yang rendah, kekentalan yang stabil terhadap panas dan oksidasi serta indeks viskositas yang tinggi. Pada pengujian ini, dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan penambahan biolubricant dengan oli SAE 30 terhadap sifat fisik dan tribologi terutama keausan. Bahan yang dipakai yaitu HCO dan CPO sebagai biolubricant dan SAE 30 sebagai mineral oil. Sifat fisik yang akan diuji yaitu viskositas kinematik, density, pour point, dan flash point. Pengujian keausan menggunakan alat uji pin on disc untuk mengetahui nilai keausan serta timbangan digital untuk mengukur berat dari disk. Pada pengujian ini, dilakukan variasi temperatur pada lubricant yaitu 28°C, 60°C, dan 100°C yang dipanaskan menggunakan heater. Selain itu, dilakukan juga variasi persentase dari HCO dan CPO berupa 20%, 30% dan 40% dengan kecepatan putar 500 rpm dan 1400 rpm. Adapun lama pengujian selama 60 menit dan diberi pembebanan 50 N, serta kecepatan aliran pelumas yang keluar dari nozzel yaitu 2.5 ml/menit atau 1 tetes per 3 detik, sehingga banyak pelumas yang diperlukan untuk setiap pengujian yaitu 150 ml. Pada pengujian sifat fisik didapatkan hasil berupa semakin besar persentase penambahan biolubricant maka viskositas kinematik pada temperatur 40°C dan 100°C akan menurun, indeks viskositas akan meningkat, density akan bertambah, pour point menurun, dan flash point naik. Sedangkan hasil laju keausan adalah nilai laju keausan ada pada CPO 40% pada kecepatan 500 rpm dan temperatur 100°C sebesar 21.763x10-6 mm3/Nm. Nilai laju keausan terendah adalah HCO 20% pada kecepatan 1400 rpm dan temperatur 28°C sebesar 0.864x10-6 mm3/Nm. semakin besar persentase penambahan biolubricant dengan SAE 30 maka laju keausan akan meningkat. Begitu juga dengan temperatur, jika temperatur ditingkatkan maka laju keausan juga akan meningkat.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Devi Chandra, Ph.D
Uncontrolled Keywords: Pelumas, biolubricant, keausan, temperatur, viskositas
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Fakultas Teknik > Mesin
Depositing User: s1 teknik mesin
Date Deposited: 22 May 2024 03:02
Last Modified: 22 May 2024 03:02
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/467185

Actions (login required)

View Item View Item