Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Remaja Tingkat SMA Kota Bukittinggi Tahun 2023

Fadhilah, Tiara Nurul (2024) Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Remaja Tingkat SMA Kota Bukittinggi Tahun 2023. S1 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) cover perpus_merged.pdf - Published Version Download (192kB)
	Text (BAB 1) BAB 1.pdf - Published Version Download (140kB)
	Text (BAB 6) BAB 6.pdf - Published Version Download (112kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (172kB)
	Text (SKRIPSI FULL TEXT) Skripsi Full Text_Tiara Nurul Fadhilah(1911212023).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (13MB)

Abstract

Tujuan: Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kota Bukittinggi pada tahun 2022 tercatat sudah mencapai 100%. Namun hal ini tidak sesuai dengan proporsi merokok pada remaja yang masih tinggi dan belum mencapai target RPJMN tahun 2020-2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja tingkat SMA di Kota Bukittinggi tahun 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional comparative dan dilaksanakan dari November 2023 hingga Januari 2024, dengan sampel 156 remaja yang bersekolah di SMA negeri dan swasta di Kota Bukittinggi. Analisis data berupa univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan responden 82% perokok merupakan perokok ringan, 78,2% adalah remaja tengah. Dari 156 responden, 52,6% remaja dengan pengetahuan tinggi, 51,3% dengan persepsi keseriusan tinggi dan persepi hambatan rendah, 64,7% memiliki orang tua merokok. Terdapat hubungan yang signifikan (p-value≤0,05) antara pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan pengaruh orang tua dengan perilaku merokok remaja. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah persepsi hambatan (OR=4,061). Kesimpulan: Remaja dengan pengetahuan rendah, persepsi keseriusan dan persepsi hambatan yang rendah, serta orang tua yang merokok memiliki peluang lebih tinggi untuk merokok. Perlu adanya upaya yang lebih intensif dalam memahami dan mengatasi persepsi hambatan yang dirasakan oleh remaja terkait dengan merokok, melalui edukasi mendalam tentang konsekuensi negatif, menyediakan dukungan sosial yang kuat, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk mencegah perilaku merokok.

Actions (login required)

View Item