Anisa, - (2018) Atribut Baju Hitam Anak Daro jo Marapulai Pada Pesta Perkawinan di Nagari Salayo Kecamatan Kubuang Kabupaten Solok (Tinjauan Semiotika). Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (cover dan abstrak)
kover dan abstrak.pdf - Published Version Download (80kB) | Preview |
|
|
Text (bab 1)
Bab 1.pdf - Published Version Download (187kB) | Preview |
|
|
Text (bab 5)
BAB V.pdf - Published Version Download (74kB) | Preview |
|
|
Text (daftar pustaka)
daftar pustaka siap watermark.pdf - Published Version Download (63kB) | Preview |
|
Text (skripsi full)
Anisa (skripsi full).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Anisa, 2018: Atribut Baju Hitam Anak Daro jo Marapulai Pada Pesta Perkawinan di Nagari Salayo Kecamatan Kubuang Kabupaten Solok (Kajian Semiotika) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai makna pakaian adat tradisional. Yaitu pakaian hitam anak daro jo marapulai yang dipakai saat pesta perkawinan. Pakaian ini memiliki keunikan dari pakaian tradisional yang ada di daerah lain, khususnya Sumatera Barat. Keunikan tersebut terletak pada bentuk, warna dan atribut yang dipakai oleh kedua pengantin. Penelitian ini dilakukan di Nagari Salayo, Kecamatan Kubuang, Kabupaten Solok. Salayo merupakan daerah yang terkenal dengan sebutan Kubuang XIII dan daerah ini kebanyakan menggunakan warna hitam sebagai warna pakaian adat tradisional. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan atribut pakaian yang dipakai anak daro dan marapulai serta memaknai setiap tanda atribut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, perekaman dan pencatatan. Teknik analisis data yaitu menjelaskan atribut pakaian serta memaknai setiap tanda pada atribut menggunakan teori yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce yaitu Semiotika. Penelitian ini menghasilkan makna tanda pada pakaian dan atribut yang dipakai oleh pengantin saat pesta perkawinan. Makna-makna tersebut dikategorikan dalam 4 bagian. Pertama, pakaian dan atribut ini memiliki nilai-nilai kedudukan. Hal itu tergambar pada bungo sanggua, jalo, kain balapak, baju itam batabua ameh, tanti, galang bapilin, tarompa anak daro, saluak, baju kemeja putih, baju itam batabua ameh, karih, kaduik yag berantai sagama, kain parangkok, sepatu marapulai. Kedua, mencerminkan keadaan alam sekitar, seperti bungo sanggua pisang saparak, dukuah rago, dukuah ramo-ramo, tali baju, tabua, galang munggu, galang daun, sarawa tapak itiak. Ketiga, memegang teguh hubungan sosial dengan kaum dan kerabatnya. Hal ini tergambar pada atribut cawek, tungkek, sarung songket. Keempat, masyarakat Salayo tidak lupa dengan aturan adat dan agama, hal ini terlihat pada atribut kopiah, dukuah pinyaram dan kodek Kata Kunci: Minangkabau, Salayo, Kubuang XIII, Baju hitam, anak daro, marapulai, Semiotika, Charles Sanders Pierce
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Muchlis Awwali, S.S., M.Si. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Daerah |
Depositing User: | s1 sastra minang |
Date Deposited: | 02 Nov 2018 10:43 |
Last Modified: | 02 Nov 2018 10:43 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/40496 |
Actions (login required)
View Item |