PENGARUH EKSTRAK KELENJAR LUDAH Anophelessundaicus TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-12, INTERLEUKIN-10, NITRIK OKSIDA, DAN KEPADATAN PARASITEMIA MENCIT PUTIH YANG DIINFEKSI DENGAN Plasmodiumberghei

adrial, parasitologi (2017) PENGARUH EKSTRAK KELENJAR LUDAH Anophelessundaicus TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-12, INTERLEUKIN-10, NITRIK OKSIDA, DAN KEPADATAN PARASITEMIA MENCIT PUTIH YANG DIINFEKSI DENGAN Plasmodiumberghei. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (cover dan abstrak)
cover dan abstrak.pdf - Published Version

Download (364kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1)
bab 1.pdf - Published Version

Download (207kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab 7)
BAB 7.pdf - Published Version

Download (161kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka,.docx, ok.pdf - Published Version

Download (332kB) | Preview
[img] Text (disertasi full)
Disertasi Full Pak Adrial.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
Official URL: https://doi.org/10.25077/0931202003

Abstract

ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK KELENJAR LUDAH Anopheles sundaicus TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-12, INTERLEUKIN-10, NITRIK OKSIDA, DAN KEPADATAN PARASITEMIA MENCIT PUTIH YANG DIINFEKSI DENGAN Plasmodium berghei Adrial Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia.Indonesia sebagai negara tropis merupakan wilayah endemis beragam penyakit tropis, seperti malaria dan filariasis dengan jumlah penderita yang semakin meningkat dalam lima tahun terakhir. Sehubungan kompleksitas siklus hidup Plasmodium penyebab malaria maka vaksin yang tepat untuk pencegahan penyakit malaria adalah yang mencakup pencegahan terhadap siklus pre-eritrositik, siklus eritrositik dan proses penularan. Kelenjar ludah vektor artropoda telah terbukti mengandung bahan yang bersifat imunogenik sehingga mampu dimanfaatkan sebagai vaksin yang dapat menghambat penularan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak kelenjar ludah An. sundaicus terhadap kadar IL-12, IL-10, kadar NO dan kepadatan parasitemia mencit putih yang diinfeksi dengan P. berghei. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan the post test only control group yang menggunakan binatang percobaan sebagai obyek penelitian.Mencit putih yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 ekor dibagi atas tiga kelompok perlakuan. Sampel dibagi atas Kelompok Kontrol (mencit diimunisasi dengan adjuvant + PBS, perbandingan 1:1); Kelompok Ekstrak pellet (mencit diimunisasi dengan Ekstrak pellet kelenjar An. sundaicus + adjuvant, perbandingan 1 : 1); Kelompok ekstrak supernatant (mencit diimunisasi dengan ekstrak supernatant kelenjar An. sundaicus + adjuvant, perbandingan 1 : 1). Imunisasi pertama digunakan adjuvant CFA dan imunisasi ke dua (booster 1) dan imunisasi ke tiga (booster 2) menggunakan adjuvant IFA. Selanjutnya dilakukan imunisasi sebanyak 3 kali dengan interval waktu 2 minggu, 2 minggu pasca imunisasi ke tiga mencit perlakuan diinfeksi dengan P. berghei. Pengambilan plasma darah mencit dilakukan dengan cara melalui plexus reorbitalis pada mata sehari sebelum imunisasi pertama, seminggu setelah imunisasi ke tiga, 24 jam pasca infeksi P. berghei, dan 6 hari setelah infeksi P. berghei. Kemudian plasma yang didapatkan diperiksa kadar IL-12, IL-10, dan NO dengan metode ELISA dan dibaca pada panjang gelombang 450 nm dan metode Griess. Empat puluh delapan jam pasca infeksi P. berghei sampai hari ke tujuh infeksi dihitung kepadatan parasitemia dengan pengambilan darah ekor mencit. Hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak kelenjar ludah An. sundaicus terhadap kadar IL-12, IL-10, dan kepadatan parasitemia mencit putih Mus musculus Balb/C setelah diinfeksi P. berghei berturut-turut untuk kadar IL-12 adalah 361,96 pg/ml untuk kelompok kontrol, 342,02 pg/ml untuk kelompok ekstrak supernatan, dan 237,52 pg/ml untuk kelompok ekstrak pellet; kadar IL-10 adalah 19,46 pg/ml untuk kelompok kontrol, 18,05 pg/ml untuk kelompok ekstrak pellet, dan 18,00 pg/ml untuk kelompok ekstrak supernatant; kadar NO adalah 15,09 pg/ml untuk kelompok ekstrak supernatan, 14,14 pg/ml untuk kelompok kontrol, dan 11,79 pg/ml untuk kelompok ekstrak pelet; dan kepadatan parasitemia adalah 8,81% untuk kelompok kontrol, 7,02% untuk kelompok ekstrak pelet dan 3,35% untuk kelompok ekstrak supernatan. Hasil analisis statistik ANOVA yang diperoleh tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) dari ke tiga kelompok perlakuan, baik kelompok kontrol, ekstrak pelet, dan ekstrak supernatan kelenjar ludah An. sundaicus. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak pelet kelenjar ludah An. sundaicusmemberikan pengaruh terhadap kadar IL-12, ekstrak pelet dan supernatan kelenjar ludahAn. sundaicus mampu menurunkan terhadap kadar IL-10, ekstrak supernatan kelenjar ludah An. sundaicus mampu meningkatkan kadar NO, dan ekstrak pelet menurunan kadar NO, dan ekstrak supernatan dan ekstrak pelet kelenjar ludah An. sundaicus mampu menurunkan kepadatan parasitemia P. berghei. Kata kunci: Malaria,kelenjar ludah, An. sundaicus, sitokin IL-12, IL-10, NO, dan P. berghei. ABSTRACT

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. dr. Ellyza Nasrul, Sp.PK (K)
Subjects: R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: s3 Biomedik kedokteran
Date Deposited: 25 Oct 2017 15:13
Last Modified: 28 Oct 2017 23:09
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/30430

Actions (login required)

View Item View Item