Tessa, Qurrata Aini (2017) A case study of the language of three American gay entertainers in instagram's captions. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover & Abstrak)
COVER & ABSTRAK - TESSA.pdf - Published Version Download (242kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter I - Introduction)
CHAPTER I - TESSA.pdf - Published Version Download (275kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter IV - Conclusion)
CHAPTER IV - CONCLUSION -TESSA.pdf - Published Version Download (202kB) | Preview |
|
|
Text (Bibliography)
BIBLIOGRAPHY - TESSA.pdf - Published Version Download (250kB) | Preview |
|
Text (Full Thesis Text)
FULL THESIS.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Skripsi ini membahas penggunaan fitur bahasa perempuan pada tiga orang selebriti Amerika yang mengaku gay, yaitu William Jardell, Cory Wade, dan Lance Bass dalam keterangan foto akun Instagram mereka. Kajian ini dilakukan untuk mengidentifikasi fitur-fitur bahasa perempuan serta menentukan fungsi fitur tersebut yang digunakan oleh ketiga selebriti Amerika yang mengaku gay dalam keterangan foto Instagram. Analisis dilakukan dengan menerapkan teori fitur bahasa perempuan yang dikemukakan oleh Lakoff (1975) dan fungsi fitur bahasa perempuan yang dikemukakan oleh Holmes (2013). Dari 95 keterangan foto yang dianalisis, ditemukan 27 data yang memuat 39 kali fitur bahasa perempuan yang tersebar pada: lexical hedges sebanyak 3 kali (3,15%); intensifiers sebanyak 15 kali (15,75%); ‘empty’ adjectives sebanyak 6 kali (6,3%); dan emphatic stress sebanyak 15 kali (15,75%). Persentase penggunaan fitur bahasa perempuan oleh ketiga selebriti tersebut adalah 40,95%. Selanjutnya, fungsi fitur-fitur bahasa yang ditemukan yakni fungsi hedging terdapat dalam 2 data (7,4%) yang memuat lexical hedges. Sedangkan fungsi boosting terdapat dalam 25 data yang tersebar pada: intensifiers dalam 10 data (37%); ‘empty’ adjectives dalam 4 data (14,8%); emphatic stress dalam 11 data (40,7%). Dapat disimpulkan bahwa, tiga orang selebriti Amerika yang mengaku gay itu cenderung menggunakan fitur-fitur bahasa perempuan dibandingkan bahasa gay yang spesifik dalam keterangan foto Instagram. Hal ini dikarenakan mereka harus mempertegas segala pernyataan untuk mendapatkan perhatian publik. Meski Amerika telah melegalkan LGBT, namun mereka masih kurang percaya diri mengungkapkan jati diri sebagai gay dan memilih memakai bahasa perempuan. Kata kunci: Gender, Gay, Keterangan Foto, Instagram
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Inggris |
Depositing User: | s1 sastra inggris |
Date Deposited: | 19 Jul 2017 15:11 |
Last Modified: | 19 Jul 2017 15:11 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/26013 |
Actions (login required)
View Item |