Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Praktek 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2016

Ira, Wiratni (2016) Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Praktek 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2016. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Preview	Text (Abstrak) ABSTRAK.pdf - Published Version Download (145kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) BAB I.pdf - Published Version Download (397kB) | Preview
Preview	Text (BAB 6) BAB 6.pdf - Published Version Download (63kB) | Preview
Preview	Text (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (132kB) | Preview
	Text (Skripsi) SKRIPSI.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Tujuan Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang, pada tahun 2015 di Puskesmas Air Dingin mengalami peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan dengan Incidens Rate DBD 361 per 100.000 penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kondisi lingkungan rumah dan praktek 3M Plus dengan kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin tahun 2016. Metode Penelitan ini menggunakan desain case control, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin dari bulan Desember sampai Juni 2016. Sampel terdiri dari 39 kasus dan 39 kontrol dengan matching umur dan tempat tinggal. Pengambilan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling. Data diolah dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik Mc Nemar 95% CI dan uji regresi logistik. Hasil Analisis univariat diperoleh 38,4% rumah responden dengan suhu yang baik untuk penularan penyakit DBD, 88,4% rumah responden dengan kelembaban yang baik untuk perkembangan nyamuk, 42,3% rumah responden gelap, 24,3% rumah responden padat penghuni, 28,2% responden menguras TPA >1 minggu, 12,8% responden menutup TPA, 62,8% responden tidak biasa mengubur barang bekas, 83,3% responden tidak menggunakan kassa dan 48,7% responden menggantung pakaian. Analisis bivariat diperoleh suhu rumah pvalue=0,065, kelembaban rumah pvalue=0,687, pencahayaan pvalue=0,002, kepadatan hunian rumah pvalue=0,359, menguras TPA pvalue=0,359, menutup TPA pvalue=0,179, mengubur barang bekas pvalue=0,002, penggunaan kassa nyamuk pvalue=0,179, menggantung pakaian pvalue=0,014. Analisis multivariat didapatkan faktor risiko dominan adalah pencahayaan (pvalue=0,029 OR = 3,347). Kesimpulan Tiga variabel yang mempunyai hubungan dengan kejadian DBD yaitu pencahayaan, praktek mengubur/membuang barang bekas dan menggantung pakaian. Faktor risiko yang paling mempengaruhi kejadian DBD adalah pencahayaan. Disarankan agar petugas kesehatan meningkatkan penyuluhan tentang peniadaan sarang nyamuk di dalam rumah. Daftar Pustaka : 40 (1992-2015) Kata Kunci : DBD, Lingkungan Rumah, Praktek 3M Plus FACULTY OF PUBLIC HEALTH ANDALAS UNIVERSITY Undergraduate Thesis, June 2016 IRA WIRATNI, Registered Number: 1411216089 THE RELATIONSHIP BETWEEN ENVIRONMENT HOME AND PRACTICE 3M PLUS WITH DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER INCIDENCE IN AIR DINGIN PUBLIC HEALTH WORK AREA PADANG CITY YEARS 2016 x+97 pages, 25 tables, 10 pictures, 9 apendicces ABSTRACT Objective Dengue Hermorrhagic Fever is a major public health problem in Indonesia. Data from the Padang city health department, in 2015 in the Air Dingin public health increased significantly DBD case with IR 361 per 100.000 population. The purpose of this study was to knowing relationship between environment home and practice 3M Plus with dengue haemorrhagic fever incidence in Air Dingin public health work area years 2016. Method The design of this research case control. This research was conducted in Air Dingin public health work area from December until June 2016. There are cases and control which is 39 cases and 39 controls with matching age and domicile. The Sampling methode used simple random sampling. The data is processed using univariat analysis, bivariat analysis and multivariat analysis with statistic test by Mc. Nemar 95% CI and regresion logistik test. Result Univariate analysis was obtained 38,4% of the homes of respondents and the temperature is good for disease transmission DBD, 88,4% of respondents houses with good moisture for mosquito development, 42,3% of respondents dark houses, 24,3% of respondents solid houses occupants, 28,2% of respondents drain water reservoirs more than one week, 12,8% of respondents to close water reservoirs, 62,8% of respondents unusual bury thrift, 83,3% of respondents did not use insect screen and 48,7% of respondents hanging clothes. Bivariate analysis obtained the house temperature pvalue=0,065, humidity houses pvalue=0,687, light pvalue=0,002, density residential home pvalue=0,359, drain water reservoirs pvalue=0,359, close water reservoirs pvalue=0,179, bury thrift pvalue=0,002, use insect screen pvalue=0,179, hanging clothes pvalue=0,014. Multivariate analysis found the dominant factor is the lighting (pvalue=0,029 OR=3,34). Conclusion There are three variables that have a significant relationship with the incidence of DBD is the lighting, the practice of burying/dispose of waste products and habit hang clothes. The risk factors that affect the incidence of DBD are lighting. Suggested that medical worker to improve counseling about the annihilation of mosquito breeding in the home. Bibliography : 40 (1992-2015) Keywords : DBD, Environment Home, Practice 3M Plus

Actions (login required)

View Item