VERRY, AZNIZA (2014) KARAKTERISASI FISIOLOGI DAN GENETIK JAMUR ANTAGONIS INDIGENUS RIZOSFIR TANAMAN CABAI YANG BERPOTENSI MENEKAN PERTUMBUHAN Colletotrichum gloeosporioides PENYEBAB ANTRAKNOS PADA CABAI. Masters thesis, Universitas Andalas.
Text (Tesis Full Text)
201412080806th_tesis verry azniza upload.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting di Sumatera Barat yang merupakan bumbu dapur dalam setiap masakan. Kebutuhan cabai di Sumatera Barat tidak sesuai dengan produktivitas cabai yang dihasilkan. Rendahnya produktivitas tanaman cabai disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : budidaya tanaman yang tidak sesuai dengan rekomendasi, serangan hama dan penyakit, penggunaan benih yang tidak bersertifikasi, dan lain-lain. Salah satu penyakit penting pada cabai adalah penyakit antraknos yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides dan Colletotrichum capsici. Upaya pengendalian serangan penyakit antraknos pada cabai secara umum dilakukan menggunakan pestisida sintesis. Usaha untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan fungisida yang berlebihan maka diperlukan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan yakni dengan pengendalian hayati. Penerapan pengendalian hayati dengan menggunakan jamur yang bersifat antagonis terhadap patogen tanaman. Pemanfaatan jamur antagonis yang telah diketahui berpotensi menghambat pertumbuhan C. gloeosporioides pada cabai masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai karakter fisiologi dan genetik dari jamur tersebut. Hasil penelitian Nurbailis dan Martinius (2012) menunjukkan bahwa hasil eksplorasi jamur saprofit dari rizosfir tanaman cabai konvensional dan organik di Sumatera barat didapatkan 52 isolat jamur. Hasil uji invitro menunjukkan 9 isolat berpotensi sebagai antagonis dalam menekan pertumbuhan C. gloeosporioides penyebab antraknos pada cabai. Sembilan isolat jamur antagonis tersebut adalah genus Trichoderma (4 isolat), Paecilomyces (4 isolat) dan 1 isolat belum diketahui dan diberi kode X. Penelitian karakterisasi fisiologi dan genetik jamur antagonis yang efektif untuk pengendalian penyakit antraknos belum banyak dilakukan. Pemilihan jenis isolat antagonis diperlukan untuk mendukung karakterisasi morfologi yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu, faktor lingkungan dapat mempengaruhi karakter fisiologi dan genetik jamur diantaranya perubahan suhu, radiasi sinar UV dapat 13 mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur. Penggunaan fungisida sintetik juga dapat mempengaruhi karakter fisiologis jamur. Selain karakterisasi fisiologi juga dilakukan karakterisasi genetik. Karakterisasi genetik jamur-jamur antagonis yang berpotensi sebagai agens hayati dalam menekan pertumbuhan C. gloeosporioides dilakukan dengan Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Teknik PCR dengan menggunakan metode ITS-PCR dapat mendeteksi reaksi polimorfis DNA jamur antagonis pada daerah (region) rDNA yang cocok dengan primer yang digunakan pada jamur. Jadi, penelitian karakterisasi fisiologi dan genetik dilakukan untuk mengetahui karakter/ciri-ciri jamur antagonis yang didapatkan diketahui jenis dan memudahkan dalam aplikasi pengendalian penyakit antraknos di lapangan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Pascasarjana (Tesis) |
Depositing User: | Mr Beni Adriyassin |
Date Deposited: | 16 May 2016 10:31 |
Last Modified: | 16 May 2016 10:31 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/8769 |
Actions (login required)
View Item |