OPTIMALISASI KECERNAAN PELEPAH SAWIT DALAM RUMEN MELALUI TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN SUPLEMENTASI FUNGSIONAL FEED

SARI, YULIA (2012) OPTIMALISASI KECERNAAN PELEPAH SAWIT DALAM RUMEN MELALUI TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN SUPLEMENTASI FUNGSIONAL FEED. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Tesis Fulltext)
1669.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (919kB)

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan. Ketersediaan bahan pakan ternak akhir-akhir ini terasa semakin terbatas. Hal ini disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga bahan baku pakan ternak dan semakin menyusutnya lahan bagi pengembangan produksi hijauan akibat penggunaan lahan untuk keperluan pangan dan tempat pemukiman. Oleh karena itu, perlu dicari sumber daya baru yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak alternatif yang mampu menggantikan sebagian atau seluruh hijauan. Berbagai hasil ikutan pertanian dan perkebunan dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif pengati hijauan. Salah satu hasil ikutan perkebunan yang dapat dimanfaatkan adalah isi pelepah sawit yang berasal dari pemangkasan atau pemotongan pelepah sawit tua pada pemeliharaan dan pemanenan. Mengingat luasnya lahan sawit di Indonesia yang cukup besar maka sangat berpotensi untuk dijadikan pakan alternatif pengganti rumput sebagai pakan ternak ruminansia. Hasil analisa menunjukkan bahwa isi pelepah sawit mempunyai potensi nutrisi yang memungkinkan digunakan sebagai pakan serat, dimana kandungan gizinya terdiri dari bahan kering (BK) 92.72 %, bahan organik (BO) 87.08 %, protein kasar (PK) 5.90 %, NDF 68.91%, ADF 53.37%, selulosa 29.94%, hemiselulosa 15.54%, lignin 23.61% dan silika 0.52%. Walaupun kandungan gizinya memungkinkan digunakan sebagai pakan serat, isi pelapah sawit sebagaimana hasil ikutan perkebunan lainnya mengandung faktor pembatas kecernaan yaitu kandungan lignin yang cukup tinggi. Strategi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan nilai nutrisi isi pelepah sawit adalah amoniasi dengan urea. Perlakuan pengolahan mampu memperbaiki kualitas bahan pakan. Hasil analisa menunjukkan bahwa isi pelepah kelapa sawit yang sudah diamoniasi dengan urea 3% mempunyai kandungan nutrisi yang memungkinkan digunakan sebagai pakan serat yaitu bahan kering (BK) 90.79%, bahan organik (BO) 84.76%, protein kasar (PK) 9.63%, NDF 66.81%, ADF 47.80%, selulosa 28.09%, hemiselulosa 19.91%, lignin 19.32% dan silika 0.39%. Dari hasil pengolahan ini ternyata belum cukup memberikan hasil yang optimal pada ternak, oleh karena itu untuk meningkatkan kualitasnya yang terbatas diperlukan suplementasi feed additive yang bertujuan untuk meningkatkan proses pencernaan dan penyerapan zat-zat nutrisi dalam pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pelepah sawit amoniasi yang disuplementasi dengan lerak dan probiotik dalam meningkatkan kecernaan BK, BO, NDF, ADF, selulosa, hemiselulosa serta produksi VFA dan NH3. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang kombinasi perlakuan pelepah kelapa sawit yang terbaik, menambah keanekaragaman bahan pakan dan menjadi solusi alternatif dalam menanggulangi masalah kesulitan pakan hijauan serta untuk mengembangan ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu peternakan khususnya. Hasil analisa ragam memperlihatkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kecernaan bahan kering, bahan organik, NDF, ADF, selulosa dan hemiselulosa. Nilai kecernaan terus meningkat dari perlakuan A sampai ke perlakuan D. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan amoniasi pelepah sawit dengan penambahan buah lerak dan bioplus. Sesuai dengan pendapat Crampton dan Harris (1969) yang menyatakan bahwa kecernaan makanan tergantung pada aktifitas mikroorganisme rumen karena mikroorganisme rumen berperan dalam proses fermentasi, sedangkan aktifitas mikroorganisme rumen itu sendiri dipengaruhi oleh zat-zat makanan yang terdapat dalam bahan makanan. Nilai konsentrasi NH3 yang dihasilkan dari semua perlakuan berkisar antara 5.82-10.41 mM dan nilai tersebut masih optimal untuk pertumbuhan mikroba rumen. Meningkatnya konsentrasi NH3 dari perlakuan A sampai perlakuan B disebabkan adanya penambahan urea yang menyebabkan meningkatkan produksi nitrogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Ranjhan dan Pathak (1979) yang menyatakan bahwa, kadar NH3 cairan rumen diantaranya dipengaruhi oleh sumber nitrogen dan tingkat degradasi protein. Produksi NH3 pada perlakuan C dan D menurun sebesar 9.94 mM dan 9.72 mM. Menurunnya produksi NH3 pada perlakuan C dan D disebabkan meningkatnya penggunaan nitrogen seiring meningkatnya populasi bakteri rumen akibat adanya penambahan buah lerak dan bioplus, karena menurut Erwanto (1995) lebih kurang 80% mikroba rumen membutuhkan amonia untuk pertumbuhannya. Sementara Produksi VFA total yang dihasilkan berkisar antara 56.00–77.05 mM, dan nilai tersebut masih cukup untuk pertumbuhan mikroba rumen. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa total produksi VFA memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01) terhadap perlakuan. Produksi VFA terus meningkat dari perlakuan A sampai D. Peningkatan produksi VFA seiring dengan meningkatnya kecernaan BK dan BO dari pelepah sawit perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Putra (2006) yang menyatakan bahwa peningkatan populasi bakteri, akan memberi kesempatan dan kemampuan yang lebih baik untuk mendegradasi BK dan BO, sehingga akhirnya menghasilkan VFA yang relatif tinggi. Sementara nilai pH yang diperoleh pada penelitian ini adalah 6.65–6.68 dan sudah memenuhi syarat untuk menjamin aktivitas mikroba rumen yang optimal, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan mikroorganisme di dalam rumen. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap pH cairan rumen. Berarti amoniasi pelepah sawit yang disuplementasi dengan buah lerak dan bioplus mampu mempertahankan kadar pH cairan rumen. Nila Dari penelitian ini dapat disimpulan bahwa pelepah sawit amoniasi yang disuplementasi dengan buah lerak dan bioplus dapat menjaga keseimbangan mikroorganisme dalam rumen sehingga optimalisasi kerja bakteri meningkat yang berakibat terhadap peningkatan nilai kecernaan zat-zat makanan. Diharapkan dengan didapatkannya hasil penelitian ini dapat membantu peternak dalam menberikan pakan yang berkualitas sehingga produktivitas ternak semakin meningkat.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Depositing User: ms Meiriza Paramita
Date Deposited: 11 May 2016 09:11
Last Modified: 11 May 2016 09:11
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/8238

Actions (login required)

View Item View Item