ANALISIS TATANIAGA GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

RATNA, AGUSTIA (2012) ANALISIS TATANIAGA GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
1636.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (584kB)

Abstract

Gambir merupakan salah satu tanaman perkebunan rakyat yang banyak diusahakan oleh sebahagian masyarakat di Propinsi Sumatera Barat. Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan penghasil gambir terbesar di Sumatera Barat. Pemasaran merupakan permasalahan yang dihadapi oleh petani mengingat posisi tawar menawar serta akses petani terhadap pasar yang lemah dan jarak yang jauh dengan konsumen akhir (eksportir) mengakibatkan tataniaga gambir tidak efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan saluran tataniaga gambir serta permasalahan yang terjadi dalam tataniaga gambir di Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis margin tataniaga serta bagian yang diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat dan efisiensi saluran tataniaga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni bulan Maret sampai dengan April 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisa deskriptif dan analisa kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada daerah ini terdapat dua pola saluran tataniaga gambir, yaitu: (1) Petani – Pedagang Pengumpul Nagari – Pedagang Antar Daerah – Eksportir dan (2) Petani – Pedagang Antar Daerah – Eksportir. Permasalahan yang dihadapi antara lain : (petani) ketidakpastian harga, (pedagang pengumpul) kurangnya modal dalam mengembangkan usaha, (pedagang antar daerah) ketidakpastian pemesanan dari pihak eksportir sehingga mereka harus menyimpan gambir di dalam gudang, dan (eksportir) penundaan pengiriman gambir ke luar negeri dikarenakan keterlambatan kapal yang datang dan menyebabkan keterlambatan pengiriman gambir Margin tataniaga pada saluran II lebih kecil dibandingkan saluran I yakni sebesar Rp. 16.000,00/Kg sedangkan pada saluran I sebesar Rp. 16.600,00/Kg. Jumlah keuntungan yang diterima pada saluran II lebih besar dibandingkan saluran II, yakni Rp. 23.030,85/Kg dan nilai keuntungan pada saluran I adalah Rp. 22.585,14/Kg. Nilai EP saluran tataniaga II lebih kecil dibandingkan saluran tataniaga I, yakni 34,20% dan nilai EP saluran I adalah 35,47%. Saluran II lebih efisien dibandingkan saluran I dikarenakan nilai EP saluran II lebih kecil. Agar lebih meningkatkan pendapatan petani dan lembaga niaga yang terlibat dalam tataniaga gambir di Kecamatan Kapur IX, maka disarankan untuk menggunakan saluran tataniaga pola II karena lebih efisien serta biaya-biaya yang dikeluarkan pada pola II lebih rendah. Semakin pendek saluran pemasaran akan menyebabkan semakin rendahnya margin pemasaran, sedangkan keuntungan yang diperoleh oleh lembaga pemasaran juga akan semakin besar.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: ms Meiriza Paramita
Date Deposited: 11 May 2016 02:23
Last Modified: 28 May 2016 08:29
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/8188

Actions (login required)

View Item View Item