IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASIMORFOLOGI RAMI (Boehmeria nivea L. Gaud) DI BEBERAPA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT

ADE, PUTRA TANJUNG (2012) IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASIMORFOLOGI RAMI (Boehmeria nivea L. Gaud) DI BEBERAPA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
1583.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Tanaman rami (Boehmeria nivea L. (Gaud.) adalah tanaman serat nabati yang menghasilkan serat dari kulit kayunya. Tanaman yang diduga berasal dari Cina itu secara botanis dikenal dengan nama Boehmeria nivea L. Gaud. (Sumantri, 1984; Ji Junsan dan Han Yanru, 1989; Li Tsongdao, 1992). Tanaman rami di Jawa Barat dikenal dengan nama haramay, sedangkan di Minangkabau dikenal dengan romin. Kebutuhan serat kapas untuk industri hampir seluruhnya diimpor (99%), sedang sisanya dicukupi dari dalam negeri melalui program intensifikasi kapas rakyat (IKR). Impor serat kapas per tahun mencapai 565.000 ton dengan nilai 728 juta dolar (Sastrosupadi, 2004). Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengemukakan perlunya untuk meningkatkan bahan baku serat dalam negeri sehingga tidak tergantung pada impor. Selain kapas, perlu dicari serat alternatif lain seperti rami, wilayah Indonesia yang sesuai untuk pengembangan rami masih cukup luas. Serat rami merupakan serat tekstil yang sudah lama dikenal sejak sebelum masehi, terutama di Cina bagian selatan dan telah lama digunakan untuk pembuatan kertas, dan secara lokal digunakan untuk tali temali, tali kail dan jala (tahan dalam air bergaram), dan benang jahit (Cai dan Luo, 1989; Chen, 1989; Dai, 1989). Dari segi agronomis, tanaman rami dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi iklim di berbagai wilayah Indonesia. Di daerah yang iklimnya cocok dengan ketinggian 10 – 1500 m diatas permukaan laut dengan curah hujan 2000 – 2500 mm/tahun, tanaman rami mudah tumbuh dan pemeliharaannya mudah. Rami dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, sedangkan gangguan hama dan penyakit relatif sedikit dibandingkan dengan tanaman kapas, sehingga kegagalan secara agronomis di daerah yang cocok kecil sekali (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1995). Menurut Sastrosupadi et al. (1992b) Potensi tanaman rami sebagai komoditas ekspor dan pensuplai kebutuhan serat dalam negeri memang cukup besar, tetapi sampai saat ini produksinya masih rendah karena terbatasnya luas areal penanaman dan rendahnya produktivitas, serta belum ditunjang oleh ketersediaan sarana pengolahan serat yang disebut dekortikator.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > SB Plant culture
Depositing User: ms Meiriza Paramita
Date Deposited: 09 May 2016 10:21
Last Modified: 09 May 2016 10:21
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/8110

Actions (login required)

View Item View Item