KARAKTERISASI MATERIAL PIN DAN PENGARUH UKURAN SERTA SUDUT PEMASANGANNYA TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN TULANG PASCA FRAKTUR (Studi Kasus: Tulang Tibia Ayam)

RUSRIAL, RUSRIAL (2014) KARAKTERISASI MATERIAL PIN DAN PENGARUH UKURAN SERTA SUDUT PEMASANGANNYA TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN TULANG PASCA FRAKTUR (Studi Kasus: Tulang Tibia Ayam). Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (THESIS)
201503051403th_laporan tesiss format pdf.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Perkembangan teknologi dan padatnya aktifitas manusia saat ini seringkali kita jumpai berbagai kasus patah tulang. Patah tulang disebabkan oleh beberapa kasus seperti kecelakaan, bencana alam dan osteoporosis. Prinsip penanganan patah tulang adalah mengembalikan posisi tulang ke kondisi semula. Pengembalian tulang dapat dilakukan dengan metode fiksasi. Salah satu fiksasi untuk mengembalikan tulang adalah menggunakan pin terutama pada fiksasi internal. Keberhasilan penyambungan tulang sangat dipengaruhi oleh ukuran serta sudut pemasangan pin. Seringnya permasalahan timbul karena pemasangan pin tidak sesuai dengan karakteristik patah yang berakibat kegagalan fiksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan kelenturan sambungan tulang yang optimum pasca pemasangan pin dengan perbedaan ukuran serta sudut pemasangannya. Metodologi penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan proses yaitu persiapan sampel, pengujian mekanik, dan analisa data. Sampel yang diuji adalah tulang ayam pada bagian tibia. Tulang tibia ini dibersihkan dari kulit selanjutnya dipotong pada bagian tengah dengan sudut 45o. Patahan tulang tibia ini kemudian disambung menggunakan pin sesuai ukuran dan sudut pemasangan yang berbeda. Tulang yang telah disambung tadi kemudian dilakukan pengujian mekanik. Pengujian mekanik yang dilakukan adalah uji tarik dan uji bending dengan alat Universal Testing Machine. Pengujian mekanik dilakukan untuk mengetahui kekuatan material pin dalam menahan beban pasca penyambungan. Sampel hasil uji tarik dan bending selanjutnya dilakukan pengamatan struktur mikro untuk melihat hubungan karakteristik patahan dengan kekuatan sambungan tulang. Hasil pengujian menunjukkan nilai kekuatan tarik tulang pasca penyambungan pada sudut pemasangan 90o yang paling tinggi adalah sebesar 2.02±0.96 MPa dengan dimater pin 1.5 mm. Sedangkan pada sudut 45o nilai kekuatan tarik paling tinggi diperoleh dari pemasangan pin dengan diameter 1 mm yaitu sebesar 2.87±1.06 MPa. Kekuatan tarik sudut 45o memiliki kekuatan tarik lebih baik dibandingkan 90o. Hal ini disebabkan oleh pemasangan pin dengan jumlah yang 4 minimal dan ukuran diameter lebih kecil akan memberikan kekuatan lebih baik. Pada pengujian bending didapatkan nilai modulus elastisitas tulang pada sudut 90o adalah sebesar ±8.5 GPa dengan ukuran diameter pin 1.5 mm. Sedangkan pada sudut 45o didapatkan nilai modulus elastisitas sebesar ±7.6 GPa dengan ukuran diameter pin 1.5 mm. Pada sudut pemasangan pin 90o memberikan kekuatan lebih baik dibandingkan sudut 45o. Hal ini karena pada sudut 90o ini posisi pemasangan pin jauh dari garis patahan sedangkan pada sudut 45o didekat garis patahan. Dari hasil analisa dapat di simpulkan bahwa pemasangan dengan jumlah banyak akan memberikan kekuatan sambungan akan berkurang karena dapat merusak struktur tulang. Penyambungan yang disarankan adalah dengan sudut pemasangan pin 90o dari garis patahan dengan ukuran 1.5 mm. Kata Kunci: Fraktur, Kekuatan tarik, Fiksasi internal, Material pin

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Fakultas Teknik > Mesin
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 09 May 2016 04:05
Last Modified: 09 May 2016 04:05
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/8037

Actions (login required)

View Item View Item