GEOGRAFI DIALEK BAHASA MENTAWAI DI KECAMATAN SIBERUT SELATAN

RIA, FEBRINA (2014) GEOGRAFI DIALEK BAHASA MENTAWAI DI KECAMATAN SIBERUT SELATAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Text (Tesis Fulltext) 201405051219th_tesis_ria_febrina.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan variasi fonologis, morfologis, dan leksikal; (2) mendeskripsikan daerah sebaran masing-masing variasi fonologis, morfologis, dan leksikal; dan (3) menentukan klasifikasi variasi bahasa Mentawai di Kecamatan Siberut Selatan berdasarkan hasil penghitungan dialektometri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data, digunakan metode Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) dan metode Simak Libat Cakap (SLC). Pada tahap analisis data, semua isolek dari semua daerah pengamatan dibandingkan, dilihat perbedaan-perbedaannya, dan digunakan untuk memperkirakan batas-batas dialek yang ada di Kecamatan Siberut Selatan. Perbedaan fonem, diftong, morfem, dan leksikal pada daerah pengamatan dimasukkan ke dalam daerah sebaran dialek. Untuk membagi daerah bahasa tersebut ke dalam daerah dialek, secara statistik digunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode dialektometri. Pada tahap penyajian hasil analisis data, digunakan metode formal (tanda dan lambang), serta metode informal (uraian dengan kata-kata biasa). Dari penelitian ini, ditemukan hasil berupa 1) variasi bahasa yang terdiri atas (1) variasi fonologis, yaitu [a]~[e], [a]~[Ø], [i]~[u], [i]~[a], [i]~[Ø], [u]~[i], [u]~[u]~[Ø], [u]~[o], [e]~[eu], [e]~[ue], [o]~[a], [o]~[i]~[i], [o]~[Ø]~[o], [o]~[e]~[e], [b]~[g], [b]~[m], [b]~[b]~[g], [g]~[Ø], [ŋ]~[Ø], [m]~[Ø], [n]~[ŋ], [n]~[l], [n]~[Ø], [n]~[t]~[n], [h]~[Ø], [l]~[r], [l]~[g]~[r], [l]~[Ø], [l]~[b], [k]~[?]~[?], [k]~[Ø]~[Ø], [k]~[Ø]~[k], [?]~[Ø]~[Ø], [p]~[Ø]~[m], [ᴚ]~[g], [r]~[s], [t]~[t]~[l], [t]~[t]~[n], [t]~[Ø], [w]~[Ø]~[w], [w]~[ŋ], [y]~[y]~[t], [y]~[ᴚ]~[Ø], [ew]~[euw], [ei]~[ey], [ow]~[ou?], [oy]~[oy]~[oi], [ae]~[ae]~[ay], [aw]~[ew], (2) variasi morfologis, yaitu [ma~Ø], [ma~si], [mu~Ø], [si~Ø], [si~ka~ai], [si~ke?~Ø], [ka~Ø], [ka~ka~ra], [pa~pasi~Ø], [pa~pasi], [na~ra~Ø], [pasi~masi~pa], [pasi~masi], [pasi~Ø], [pasi~tu~masi~Ø], [pasi~pusu~Ø], dan (3) variasi leksikal diperoleh sebanyak 212 data yang memperlihatkan beda leksikal (atau 40,34 %); 2) untuk daerah sebaran variasi bahasa Mentawai di Kecamatan Siberut Selatan, dapat dilihat melalui peta unsur bahasa. Peta unsur bahasa yang dimaksud adalah peta-peta unsur fonologis, peta unsur morfologis, dan peta unsur leksikal. Peta unsur fonologis diperoleh sebanyak 57 buah (peta no 1-57); peta unsur morfologis diperoleh sebanyak 15 buah (peta no 58-72); dan peta unsur leksikal diperoleh sebanyak 212 buah (peta no 73-285); 3) berdasarkan peta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Kecamatan Siberut Selatan terbagi atas empat subdialek, yaitu (1) Subdialek Magossi (titik pengamatan 1); (2) Subdialek Salappak (titik pengamatan 2); (3) Subdialek Muntei (titik pengamatan 3); dan (4) Subdialek Maileppet dan Muara Siberut (titik pengamatan 4—5). Bahasa Mentawai yang digunakan di Kecamatan Siberut Selatan ditemukan bervariasi karena kondisi geografis daerah yang terletak di pedalaman dan pesisir pantai. Bahasa Mentawai yang digunakan di pedalaman, seperti Desa Salappak dan Desa Magossi ditemukan sedikit memiliki variasi. Hal tersebut disebabkan oleh daerah yang terisolir. Sementara itu, bahasa Mentawai yang digunakan di pesisir pantai, seperti Desa Muntei, Desa Maileppet, dan Desa Muara Siberut ditemukan banyak memiliki variasi. Hal tersebut disebabkan oleh penduduk yang bervariasi datang dari luar Kecamatan Siberut Selatan. Kata kunci: variasi, fonem, morfem, leksikal, peta

Actions (login required)

View Item