UJI KELARUTAN OBAT-OBAT YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN MASALAH DALAM PENCAMPURAN INTRAVENA DI RUMAH SAKIT

LISA, BELLA APRIANDA (2013) UJI KELARUTAN OBAT-OBAT YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN MASALAH DALAM PENCAMPURAN INTRAVENA DI RUMAH SAKIT. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (SKRIPSI)
387.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Uji kelarutan obat-obat yang berpotensi menimbulkan masalah dalam pencampuran intravena di rumah sakit telah dilakukan. Obat-obat tersebut mencakup meropenem, fenitoin dan sefotaksim. Ketidaktepatan yang terjadi di rumah sakit mencakup jenis dan jumlah pelarut yang digunakan dalam rekonstitusi sediaan injeksi. Injeksi kering meropenem dilarutkan dengan jumlah pelarut separuh dari yang seharusnya yaitu 10 mL, fenitoin sediaan ampul dilarutkan dengan infus NaCl 0,9% dan Ringer Laktat sedangkan sefotaksim dilarutkan dengan jumlah pelarut seperempat dari yang seharusnya yaitu 2,5 mL. Penetapan kadar zat terlarut dari sediaan injeksi yang direkonstitusi sesuai dengan yang seharusnya dan yang dilakukan di rumah sakit dilakukan terhadap ketiga sediaan injeksi ini dengan menggunakan spektrofotometer UV. Kadar diukur selama tiga hari untuk melihat stabilitas sediaan. Meropenem diukur pada panjang gelombang 298,4 nm, fenitoin 218 nm dan sefotaksim 233,6 nm. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar meropenem yang dilarutkan dengan jumlah pelarut sesuai dengan yang seharusnya adalah 100,55% pada t0, 98,95% pada t24 dan 91,05% pada t48, sedangkan kadar meropenem yang dilarutkan dengan jumlah pelarut separuh dari yang seharusnya adalah 78,56% pada t0, 78,50% pada t24 dan 73,32% pada t48. Kadar fenitoin yang dilarutkan dengan NaCl 0,9% adalah 91,76% pada t0, 80,72% pada t24 dan 76,00% pada t48, sedangkan kadar fenitoin yang dilarutkan dengan Ringer Laktat adalah 89,44% pada t0, 82,96% pada t24 dan 76,72 pada t48. Kadar sefotaksim yang dilarutkan dengan jumlah pelarut sesuai dengan yang seharusnya adalah 102,069% pada t0, 96,3103% pada t24 dan 93,43% pada t48, sedangkan kadar sefotaksim yang dilarutkan dengan jumlah pelarut seperempat dari yang seharusnya adalah 83,35% pada t0. Rekonstitusi meropenem, fenitoin, dan sefotaksim yang dilakukan di rumah sakit tidak menghasilkan sediaan injeksi yang tepat dosis karena kadar obat terlarut dalam larutan kurang dari yang seharusnya. Selama tiga hari penyimpanan, meropenem, fenitoin dan sefotaksim tidak memberikan kestabilan yang baik karena adanya penurunan kadar obat baik karena penguraian maupun pengendapan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 04 May 2016 03:56
Last Modified: 04 May 2016 03:56
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/7560

Actions (login required)

View Item View Item