HUBUNGAN DNA EPSTEIN BARR VIRUS EPSTEIN BARR NUCLEAR ANTIGEN 1 DENGAN KARSINOMA NASOFARING PADA ETNIK MINANGKABAU

AMBRIANI, DESY (2021) HUBUNGAN DNA EPSTEIN BARR VIRUS EPSTEIN BARR NUCLEAR ANTIGEN 1 DENGAN KARSINOMA NASOFARING PADA ETNIK MINANGKABAU. S2 thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (cover dan abstrak)
Cover dan abstrak.pdf - Published Version

Download (187kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (131kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab vi)
BAB VI.pdf - Published Version

Download (103kB) | Preview
[img]
Preview
Text (dapus)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (351kB) | Preview
[img] Text (tesis full text)
Tesis Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Latar Belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang berasal dari epitel nasofaring yang distribusinya dipengaruhi geografis dan etnik. Karsinoma nasofaring disebabkan oleh multifaktorial, salah satunya infeksi Epstein Barr Virus (EBV) yang mengekspresikan gen laten yang salah satunya Epstein Barr Nuclear Antigen-1 (EBNA-1). EBNA-1 mempengaruhi beberapa jalur pensinyalan, termasuk proliferasi sel, invasi, survival dan perbaikan Deoxyribonucleic acid (DNA). Tujuan: Mengetahui hubungan DNA EBV (EBNA-1) dengan kejadian KNF pada etnik Minangkabau. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional comparative study. Sampel penelitian adalah 22 plasma pasien KNF etnik Minangkabau dan 22 plasma bukan KNF etnik Minangkabau sebagai kontrol yang telah dicocokkan jenis kelamin dan umur ±3 tahun. Level ekspresi EBNA-1 diperiksa dengan metode quantitative real time PCR (qPCR) untuk mendeteksi DNA dengan menargetkan EBNA-1 dari genom EBV. Pada semua data penelitian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk dan dilanjutkan dengan uji transformasi LG10. Kemudian dilakukan Mann-Whitney pada kedua kelompok. Hasil: Nilai rerata level ekspresi EBNA-1 pada penderita KNF lebih tinggi (4,497 3,483) dibandingkan dengan plasma kontrol (3,328 4,095) namun secara statistic tidak bermakna (p>0,05). Kesimpulan: Nilai rerata level ekspresi EBNA-1 penderita KNF lebih tinggi dibandingkan plasma kontrol pada etnik Minangkabau namun tidak bermakna.

Item Type: Thesis (S2)
Supervisors: Dr. dr. Sukri Rahman, Sp. THT-KL(K), FICS, FACS
Uncontrolled Keywords: Epstein Barr Nuclear Antigen-1, Karsinoma nasofaring, Minangkabau
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Pascasarjana (S2)
Depositing User: s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis
Date Deposited: 20 Apr 2021 06:28
Last Modified: 21 Apr 2025 01:54
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/74354

Actions (login required)

View Item View Item