Analisis Distribusi Spesies Invasif Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn.) di Taman Hutan Raya Bung Hatta Sumatera Barat

ELKA, MUSTIKA (2012) Analisis Distribusi Spesies Invasif Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn.) di Taman Hutan Raya Bung Hatta Sumatera Barat. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Tesis Fulltext)
1421.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Spesies invasif saat ini telah menjadi ancaman bagi keberlangsungan keanekaragaman hayati dan ekosistem asli. Sebagai kompetitor, predator, patogen dan parasit, spesies-spesies asing invasif mampu merambah semua bagian ekosistem alami dan menyebabkan punahnya spesies-spesies asli. Dalam skala besar spesies invasif ini mampu merusak ekosistem asli. Introduksi spesies asing di Indonesia telah lama terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja. Introduksi spesies asing tersebut dalam beberapa kasus telah menimbulkan dampak yang cukup besar. Selain itu ada pula spesies asing yang berubah menjadi spesies yang dominan dan berkompetisi dengan spesies lokal yang pada akhirnya mengganggu keberadaan spesies lokal. Salah satu spesies asing yang mulai diperhitungkan sebagai tumbuhan invasif adalah kaliandra (Calliandra calothyrsus). Kaliandra merupakan pohon kecil bercabang yang tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 meter dan diameter batang maksimum 20 centimeter, termasuk ke dalam famili Leguminosae, sub famili Mimosoideae dan kelas Ingae. Kaliandra berasal dari Amerika Tengah yang merupakan daerah endemiknya dan masuk ke Indonesia melalui pulau Jawa pada tahun 1936. Pada tahun 1974 Perum Perhutani membagikan secara gratis biji-biji kaliandra kepada masyarakat sekitar hutan sehingga penanaman kaliandra dapat tersebar luas di pulau Jawa. Menurut Marwan (Pers.Comm), pada awal tahun 1991 melalui Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, kaliandra diintroduksi ke kawasan Taman Hutan Raya Bung Hatta sebagai tumbuhan pencegah kebakaran. Pada mula pertumbuhannya kaliandra ditanam sebanyak 20 batang di area seluas 180 meter persegi. Hingga saat ini diperkirakan kaliandra telah mendominasi beberapa tempat di Taman Hutan Raya Bung Hatta. Mengingat pertumbuhan yang cepat, tidak terkendalinya pertumbuhan kaliandra dapat menjadikannya sebagai tumbuhan invasif yang mengancam jenis tumbuhan lainnya dan ekosistem di Taman Hutan Raya Bung Hatta. Taman Hutan Raya Bung Hatta merupakan salah satu hutan konservasi di Sumatera Barat. Keberadaannya sangat penting sebagai kawasan penyangga bagi Kota Padang. Diantaranya sebagai sumber air bagi beberapa anak sungai dan penangkal polusi pabrik juga kendaraan yang mulai mencemari, serta peningkatan suhu yang menyebabkan udara di atas Kota Padang cenderung semakin panas. Taman Hutan Raya Bung Hata merupakan aset wisata alam yang sangat berharga. Selain itu Taman Hutan Raya Bung Hata memiliki beberapa jenis hewan dan tumbuhan langka sehingga juga berfungsi sebagai pusat penelitian ilmu pengetahuan berkaitan dengan keanekaragaman jenis yang berasal dari daerah tropis seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui distribusi kaliandra di Taman Hutan Raya Bung Hatta dan (2) mengetahui hubungan kaliandra dengan vegetasi lainnya yang tumbuh di sekitar kaliandra. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 sampai Juli 2012 di Taman Hutan Raya Bung Hatta. Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan metode survey di lapangan, sedangkan untuk mengetahui distribusi kaliandra dan hubungannya dengan vegetasi lain digunakan metode line transect dengan sumbu utama Jalan Raya Padang-Solok dan belt transect, dengan pola peletakan plot secara sistematis dan bersarang (nested sampling). Untuk distribusi kaliandra secara spasial data penyebaran kaliandra yang telah dikumpulkan diolah menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis Quantum (QGIS) menjadi poligon dan titik distribusi spasial, untuk selanjutnya dioverlay ke dalam peta Taman Hutan Raya Bung Hatta dari Google Earth. Sementara untuk distribusi individu kaliandra dan vegetasi lainnya dibuat plot berukuran sepuluh kali sepuluh meter sebanyak 17 buah dengan posisi sepuluh buah plot sejajar dan tujuh buah plot tegak lurus dengan sumbu utama. Di dalam plot sepuluh kali sepuluh meter tersebut kemudian dibuat plot berukuran lima kali lima meter dan satu kali satu meter secara kontiniu (nested sampling). Untuk kaliandra dan jenis-jenis pohon dihitung jumlah individu dan ukuran diameter batangnya di dalam plot sepuluh kali sepuluh meter. Untuk sapling dan vegetasi dasar dihitung pada plot lima kali lima meter dan satu kali satu meter. Selanjutnya dianalisis data vegetasi yang dikumpulkan untuk mendapatkan pola distribusi kaliandra, tipe distribusi umur kaliandra dan indeks nilai penting, indeks dominansi, indeks keanekaragaman jenis vegetasi. Hasil penghitungan jumlah kalindra pada masing-masing plot yang terletak sejajar dan tegak lurus dengan sumbu utama terlihat dari gambar di bawah ini dimana jumlah individu tertinggi terdapat pada plot satu plot satu dan plot 12. Sementara itu jumlah individu kaliandra pada plot tujuh, plot delapan, plot sembilan dan plot sepuluh lebih rendah jika dibandingkan dengan plot lainnya di lokasi plot sejajar (A). Sedangkan di plot tegak lurus (B), kaliandra tidak terdapat lagi di plot 15, plot 16 dan plot 17 yang lokasinya makin mengarah ke dalam hutan. Gambar distribusi individu kaliandra di dalam plot pengamatan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa populasi kaliandra di Taman Hutan Raya Bung Hatta ditemukan terdistribusi di tiga poligon dan lima titik dengan pola distribusi secara mengelompok (clumped) dan tipe distribusi umur berbentuk piramida. Hasil penghitungan indeks nilai penting, indeks dominansi dan indeks keanekaragaman jenis vegetasi dan analisis regresi linear jumlah individu kaliandra terhadap jumlah individu vegetasi lain menunjukkan kemampuan kaliandra mendominasi vegetasi di tingkat sapling dengan bentuk hubungan korelasi negatif secara nyata. Sedangkan di tingkat vegetasi dasar dan pohon kaliandra tidak tumbuh mendominasi dengan bentuk hubungan terhadap vegetasi tersebut berbentu korelasi negatif yang tidak signifikan. 0 200 400 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 414 233 319 391 230 312 146 150 103 189 jumlah individu Plot (A) Plot sejajar sumbu utama 0 200 400 600 11 12 13 14 15 16 17 348 466 352 18 0 0 0 jumlah individu Plot (B) Plot tegak lurus sumbu utama

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: ms Meiriza Paramita
Date Deposited: 03 May 2016 10:18
Last Modified: 29 May 2016 06:53
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/7206

Actions (login required)

View Item View Item