Juliana, Karzed (2021) Analisis Antrakuinon pada Daun Teh dari Perkebunan Teh Kabupaten Solok Selatan dengan Metode HPLC dan GC-FID. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover and Abstrak)
Cover dan abstrak.pdf - Published Version Download (325kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I (Pendahuluan))
BAB I (Pendahuluan).pdf - Published Version Download (376kB) | Preview |
|
|
Text (BAB Akhir (Penutup))
BAB Akhir ( Penutup).pdf - Published Version Download (209kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (491kB) | Preview |
|
Text (Tugas Akhir Utuh)
Tugas Akhir Juliana Karzed.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor teh terbesar di dunia. Teh merupakan salah satu minuman yang populer di masyarakat karena selain memiliki rasa dan aromanya yang khas teh juga memiliki efek yang bagus untuk kesehatan. Tapi baru-baru ini terdeteksi adanya antrakuinon yang kemungkinan bersifat karsinogen bagi manusia dalam teh yang dipasarkan di Eropa karena itu Uni Eropa menetapkan batas maksimum residu antrakuinon dalam teh sebesar 0,02 mg/kg. Hal ini mengakibatkan terbatasnya ekspor teh dari negara-negara pengekspor termasuk Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan analisis antrakuinon dari sampel teh di perkebunan teh Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Gas Chromatography - Flame Ionization Detector (GC-FID). Hasil analisis menggunakan HPLC menunjukkan bahwa konsentrasi antrakuinon dalam sampel teh saat penampungan awal: 0,0339 mg/kg, pelayuan: 0,0614 mg/kg, penggulungan: 0,0425 mg/kg, pengeringan awal: 0,0286 mg/kg, pengeringan akhir (kayu): 0,0668 mg/kg, pengeringan akhir (listrik): 0,0223 mg/kg. Sedangkan analisis menggunakan GC-FID didapatkan konsentrasi antrakuinon dalam teh dari penampungan awal: 3,4465 mg/kg, pelayuan: 4,1203 mg/kg, penggulungan: 3,0508 mg/kg, pengeringan awal : 1,1702 mg/kg, pengeringan akhir (kayu): 9,0657 mg/kg, pengeringan akhir (listrik): 2,2698 mg/kg. Berdasarkan data ini diketahui bahwa kandungan antrakuinon dari sampel tersebut melebihi batas maksimum residu antrakuinon yang ditetapkan Uni Eropa.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. Eng. Matlal Fajri Alif |
Uncontrolled Keywords: | Teh, Antrakuinon, HPLC, GC-FID |
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia |
Depositing User: | s1 kimia kimia |
Date Deposited: | 08 Feb 2021 07:15 |
Last Modified: | 08 Feb 2021 07:15 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/70079 |
Actions (login required)
View Item |