RULLY, RIYANDANA (2013) SOSIALISASI DI DALAM KELUARGA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus : 3 Keluarga di Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Skripsi Fulltext)
1326.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Pada setiap masyarakat terdapat sebagian kecil individu yang tidak dapat menyerap proses sosialisasi. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu adanya faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi individu. Salah satu faktor lainnya bisa disebabkan oleh tidak tercapainya kematangan diri seorang individu dari segi intelektual, emosional, sosial dan pada banyak kasus, fisik mereka. Mereka ini adalah yang disebut anak-anak tuna mental atau pun anak-anak yang berkebutuhan khusus. Dalam proses sosialisasi tersebut keluargalah yang pertama sekali mengajarkan bagaimana cara memfungsikan seluruh anggota tubuh dengan baik dan benar, kepada siapa dan dalam situasi yang bagaimana. Pengajaran tersebut akan berbeda diperlihatkan oleh orang tua terhadap anak yang normal dengan anak yang berkebutuhan khusus. Untuk itu maka peneliti ingin melihat Bagaimana peran keluarga inti dalam menanamkan proses sosialisasi pada anak berkebutuhan khusus. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses sosialisasi yang terjadi dalam keluarga anak yang berkebutuhan khusus, dan mendeskripsikan perilaku anak berkebutuhan khusus dalam lingkungan sosial sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yang berbentuk studi kasus. Sementara itu, untuk pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, pengamatan (observasi), dan studi pustaka. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Dharmasraya, yang informannya diambil secara sengaja (purposive). Data-data yang didapatkan dianalisa selama dan setelah penelitian dilakukan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kehadiran lembaga pendidikan formal tidak dapat juga sepenuhnya menanggulangi masalah pendidikan anak. Keluarga tetap memegang peranan penting dalam proses transmisi budaya ini, terutama dalam peletakan kepribadian dasar si anak. Keluargalah yang pertama sekali mengajarkan bagaimana cara memfungsikan seluruh anggota tubuh dengan baik dan benar, kepada siapa dan dalam situasi yang bagaimana. Disamping itu lingkungan sekitar ikut serta mengarahkan perkembangan pengetahuan si anak tersebut, pola berpikir dan cara bertingkah lakunya, terutama teman-teman sebaya dan sepermainan. Dan yang tidak dapat dikesampingkan pengaruhnya adalah media massa, yang dilihat, dan didengarnya. Dalam memberikan penanaman nilai-nilai, norma-norma, serta aturan-aturan budaya masyarakat kepada anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak-anak normal lainnya, dengan segala kekurangan serta gangguan-gangguan yang dimilikinya. Namun dalam masalah ini ternyata apa-apa yang telah diajarkan keluarga atau orang tua kepada anak belum sepenuhnya mampu membuat anak bisa menjalani perannya sepenuhnya sebagai anak atau anggota masyarakat yang slalu tidak lepas dari proses sosialisasi maupun interaksi, hal ini dikarenakan anak masih belum mampu dalam mengurus dirinya sendiri.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | ms Meiriza Paramita |
Date Deposited: | 03 May 2016 03:05 |
Last Modified: | 03 May 2016 03:05 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/6915 |
Actions (login required)
View Item |