Dina, Melati (2020) HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERILAKU ORANG TUA, DAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PASAMAN BARAT TAHUN 2020. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
COVER DAN ABSTRAK DINA MELATI.pdf - Published Version Download (126kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version Download (223kB) | Preview |
|
|
Text (BAB Akhir)
BAB AKHIR.pdf - Published Version Download (105kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (221kB) | Preview |
|
Text (Skripsi full text)
Skripsi full Text Dina Melati.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Tujuan Penelitian Prevalensi stunting di Pasaman Barat yaitu 17,8%. Hingga tahun 2020, Pasaman Barat masih menjadi salah satu daerah prioritas stunting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan, perilaku orang tua, dan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting di Pasaman Barat tahun 2020. Metode Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di Pasaman Barat dari bulan januari 2020 sampai juni 2020. Populasi adalah semua balita usia 0-59 bulan yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2019 dengan sampel 84 balita diambil dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat, biavariat, dan multivariat. Hasil Sebanyak 36,9% balita di Pasaman Barat menderita stunting. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sanitasi lingkungan (POR=3,444, 95% CI: 1,334-8,894; p=0,017), perilaku cuci tangan ayah (POR= 11,843, 95% CI: 1,479-94,797; p=0,011), perilaku cuci tangan ibu (POR=5,657, 95% CI: 1,520-1,045; p= 0,011), dan status ekonomi keluarga (POR=2,959, 95% CI: 1,167-7,503; p=0,036) dengan kejadian stunting di Pasaman Barat tahun 2020. Namun, perilaku merokok ayah dan perilaku BAB ayah maupun ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting. Faktor yang paling berisiko meningkatkan terjadinya stunting pada balita adalah perilaku cuci tangan ayah (POR=5,222). Kesimpulan Sanitasi lingkungan, perilaku cuci tangan orang tua, serta status ekonomi keluarga merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita. Faktor yang paling berisiko meningkatkan terjadinya stunting pada balita adalah perilaku cuci tangan ayah. Perlunya tindakan pencegahan dan kerja sama lintas sektor dalam menangani masalah stunting terutama kesadaran masyarakat dalam hal ber perilaku hidup bersih dan sehat.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Defriman Djafri, SKM., MKM., Ph.D |
Uncontrolled Keywords: | Stunting, balita, sanitasi lingkungan, perilaku orang tua, status ekonomi keluarga |
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions: | Fakultas Kesehatan Masyarakat |
Depositing User: | s1 kesehatan masyarakat |
Date Deposited: | 25 Sep 2020 03:19 |
Last Modified: | 25 Sep 2020 03:19 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/63176 |
Actions (login required)
View Item |