THE PORTRAIT OFWOMEN’S OPPRESSION AS THE SUBALTERN CLASS IN ROBERTA SYKES’ SNAKE CRADLE: A POST-COLONIAL READING

BETRIN, YOHANA SISKA (2012) THE PORTRAIT OFWOMEN’S OPPRESSION AS THE SUBALTERN CLASS IN ROBERTA SYKES’ SNAKE CRADLE: A POST-COLONIAL READING. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (SKRIPSI)
812.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (505kB)

Abstract

Skripsi berjudul Portrait of Women Oppression as Subaltern Class in Roberta Sykes’ Snake Cradle: A Post-colonial Reading ini mengkaji berbagai ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh Roberta Sykes sebagai perempuan Aborigin berdarah campuran (half-caste). Kenyataan bahwa ia terlahir sebagai perempuan halfcaste telah menempatkannya pada posisi terendah di tengah masyarakat. Pergulatan batin Sykes dalam usahanya mencari identitas diri dan keluarganya juga menjadi poin bahasan yang signifikan dalam skripsi ini. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode penelitian pustaka, sedangkan untuk analisis data, penulis mengunakan metode kualitatif. Teori subaltern yang diusung oleh Spivak menjadi pijakan penulis dalam memahami berbagai tindakan rasis dan ketidakadilan yang diterima oleh tokoh utama sebagai kaum subaltern. Subaltern merupakan istilah dalam studi pascakolonial untuk menyebut kelas sosial terendah dalam masyarakat yang hak-hak serta keberadaannya tidak dianggap dan cenderung dimarginalisasi. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Antonio Gramsci, yang kemudian dipakai secara lebih spesifik oleh Gayatry Chakravorty Spivak dalam esai monumentalnya ‘Can the Subaltern Speak?” Dalam esai tersebut, Spivak dengan lantang menyingkap kenyataan bahwa kaum subaltern tidak pernah diakui sebagai bagian dari masyarakat, hak-hak mereka dirampas, dan ‘suara’ mereka tak pernah didengar. Dengan menganalisa novel Snake Cradle dari sudut pandang pascakolonial dan secara khusus bertolak dari teori subaltern, penulis menemukan bahwa darah campuran (half-caste) yang melekat padanya telah membawa Sykes pada situasi yang sangat sulit, dimana ia tidak hanya dipandang rendah, namun juga diperlakuan secara tidak adil oleh masyarakat. Fakta bahwa Sykes adalah perempuan half-caste yang dibesarkan oleh ibunya sebagai orangtua tunggal seolah menjadi alasan masyarakat kulit putih untuk memarginalkan Sykes dari kehidupan sosial. Sykes dikeluarkan dari sekolah; mengalami pelecehan seksual dari saudara iparnya; dan diperkosa oleh lakilaki kulit putih. Sykes mencoba mencari keadilan, namun label ‘half-caste’ telah menutup kesempatannya untuk mendapatkan keadillan. Sebagai subaltern, suara Roberta Sykes tak pernah didengar kecuali didalam karya ini. Kata kunci: half-caste, kajian pasca kolonial, subaltern, penindasan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: P Language and Literature > PE English
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Inggris
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 29 Apr 2016 08:59
Last Modified: 29 Apr 2016 08:59
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/5978

Actions (login required)

View Item View Item