Welki, Satria (2016) Sastra lisan baoguang dinagari muaro patti kabupaten lima puluh kota analisis struktur intrinsik. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Skripsi Full Text)
201408271102th_welkita skripsi.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Baoguang merupakan salah satu sastra lisan yang terdapat di Minangkabau yang berfungsi sebagai hiburan. Baoguang biasanya dipertunjukan dalam acara-acara pernikahan, acara-acara adat, dan pada hari malam pasa jando. Malam pasa jando merupakan pasar yang rutin diadakan setiap rabu malam di pasar Nagari Muaro Paiti. Penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana bentuk sastra lisan baoguang. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan Menjelaskan struktur teks sastra lisan baoguang yang terdapat di Nagari Muaro Paiti Kabupaten Limapuluh Kota. Kajian sastra lisan baoguang ini berdasarkan teori analisis struktur intrinsik. Penelitian struktur menekankan pada relasi antar unsur pembangun teks sastra. Unsur teks secara sendiri-sendiri tidak penting. Unsur teks itu hanya memperoleh arti penuh melalui relasi asosiasi. Struktur intrinsik memandang karya sastra sebagai teks yang mandiri. Penelitian dilakukan secara objektif yaitu menekankan aspek intrinsik karya sastra. Langkah kerja dalam penelitian ini dengan membaca dan memahami objek serta mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian, dan kemudian dianalisis menggunakan teori analisis struktur intrinsik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam sastra lisan baoguang terdapat tiga kelompok lagu wajib, yaitu Dendang Pambuka, Tukang Cindua, dan Bacarai Kasiah. Struktur ketiga lagu tersebut memiliki rima yang umumnya berpola a-b-a-b. Aliterasi yang terdapat dalam ketiga dendang wajib dalam sastra lisan baoguang tersebut adalah bunyi /b/, /d/, /h/, /j/, /k/, /m/, /n/, /p/, dan /s/. Sementara untuk asonansinya terdiri atas bunyi /i/ dan /o/.Untuk irama atau ritme ketika lagu tersebut memiliki irama yang teratur. Hal tersebut dikarenakan rima yang berpola a-b-a-b dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya tetap. Gaya bahasa yang digunakan dalam ketiga lagu tersebut adalah gaya bahasa yang bersifat denotatif, yaitu gaya bahasa yang memiliki arti atau makna yang sebenarnya. Untuk diksi, Dendang Pambuka, Tukang Cindua, dan Bacarai Kasiah yang terdapat dalam sastra lisan baoguang tersebut menggunakan kosa kata ragam non formal. Hal tersebut dikarenakan keseluruhan lirik lagu tersebut menggunakan bahasa Minangkabau yang merupakan bahasa non formal dalam tatanan bahasa Indonesia. Struktur diksi yang terdapat dalam dendang tersebut adalah jenis sinonim. Kata kunci: Sastra Lisan Minangkabau, Baoguang, Struktur Intrinsik
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Daerah |
Depositing User: | Mr Beni Adriyassin |
Date Deposited: | 29 Apr 2016 04:28 |
Last Modified: | 29 Apr 2016 04:28 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/5904 |
Actions (login required)
View Item |