ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Semen Padang Tahun 2001 - 2010)

MUHAMMAD, KURNIAWAN (2016) ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Semen Padang Tahun 2001 - 2010). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
2134.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Dalam dunia bisnis saat ini, persaingan antar pelaku bisnis semakin kompetitif.Agar dapat bertahan didalam dunia bisnis, perusahaan harus melakukan inovasi secara terusmenerus. Selain aset dan modal yang besar, perusahaan juga harus menyiapkan pengetahuan (knowledge) dan teknologi (technology) sehingga sumber daya yang ada di lingkungan perusahaan digunakan secara efisien dan ekonomis (Rupert,1998). Untuk itu perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar, dana ini dapat berasal dari investor, bank, pemerintah, maupun masyarakat untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan.Agar perusahaan menjadi menarik dan dapat meyakinkan investor untuk melakukan investasi didalam perusahaan. Perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaan serta kinerja keuangan yang baik. Dengan kata lain, perusahaan harus dapat meyakinkan investor bahwa perusahaan akan membawa keuntungan bagi investor yang menamkan investasinya di perusahaan. Agar meningkatkan nilai pasar sebagai nilai tambah (value added), perusahaan harus membenahi kondisi internalnya. Banyak faktor yang menentukanagar perusahaan menjadi lebih kokoh dan mempunyai pengaruh yang besar seperti aset,kewajiban maupun modal. Aset terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar dapat berupa kas, piutang, persediaan, dan lainnya. Sedangkan aset tidak lancar dapat berupa tanah, bangunan, investasi dalam saham biasa, maupun aset tak berwujud. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneteryang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untukdigunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakankepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002).Aset tak berwujud ini dapat berupa, wujud tenaga kerja yang memiliki skill tinggi, stockholder’s equity yang positif, kemampuan intelectual perusahaan, dan efisiensi biaya di dalam proses kegiatan operasi perusahaan Aset tak bewujud dapat menolong perusahaaan apabila terjadi ’masalah’ karena pihak eksternal dapat menilai perusahaan tersebut dikatakan baik dan kompetitf. Faktor-faktor diatas merupakan apa yang biasa disebut intellectual capital. Beberapa pengertian IC menurut beberapa ahli. “intellectual capitalisthe invisible intangible part of the balance sheet can be classified as a family of three, individual competence, internal structure, and external structure” (Sveiby, 1998).“IC is elusive, but once it is discovered and exploited, it may provide an organisation with a new resource-base from which to compete and win”(Bontis, 1998). “IC includes all the processes and the assets which are not normally shown on the balance-sheet and all the intangible assets (trademarks, patent and brands) which modern accounting methods consider…”(Roos et al. 1997) “intellectual capital (IC) is intellectual material – knowledge, information, intellectual property, experience – that can be put to use to create wealth”(Stewart 1997).The Society of Management Accountants of Canada (SMAC) dalam Wijanarko (2006) mendefinisikan intellectual assets sebagai berikut :In balance sheet are those knowledge- based items, which the company owns which will produced a future stream of benefits for the company (IFAC 1998). Intellectual capital (IC) consists of the non-physical sources of value related to employees’ capabilities, organisations’ resources and way of operating and the relationships with their stakeholders (Lönnqvist 2004). Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga yang dibayar investor atas sahamnya dipasar.Semakin meningkatnya perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan menunjukkan adanya hidden value. Penghargaan lebih atas suatu perusahaan dari para investor tersebut diyakinidisebabkan oleh modal intelektual yang dimiliki perusahaan (Chen et.al, 2005). Berkurangnya atau bahkan hilangnya aktiva tetap dalam neraca perusahaan tidak menyebabkan hilangnya penghargaan pasar terhadap perusahaan, hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar atas perusahaanperusahaan tersebut sangat tinggi (Roos et al., 1997 dalam Sawarjuwono, 2003). Oleh karena itu Intellectual Capital telah menjadi aset yang sangat bernilai dalamdunia bisnis modern.Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untukmengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannya dalam laporan keuangan.Pengakuan terhadap modal intelektual yang merupakan penggerak nilai perusahaan dan keunggulan kompetitif makin meningkat, meskipun demikian pengukuran yang tepat atas modal intelektual masih terus dicari dan dikembangkan (Chen et.al, 2005). Sulitnya mengukur Intellectual Capital secara langsung tersebut, kemudian Pulic (1998) mengusulkan pengukuran secara tidak langsung terhadap IC dengan suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient – VAIC™). Konsep nilai tambah adalah indikator obyektif secara keseluruhan dari kesuksesan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai dengan memasukkan investasi sumber daya termasuk gaji dan bunga untuk asset keuangan, deviden, pajak serta biaya research and development. Komponen utama dari VAIC™ yang dikembangkan Pulic (1998) tersebut dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA – value added capital employed), human capital (VAHU – value added human capital), dan structural capital (STVA – structural capital value added). VAIC™ juga dikenal sebagai value Creation Efficiency Analysis, dimana merupakan suatu indikator yang dapat digunakan dalam menghitung efisiensi nilai yang dihasilkan dari perusahaan yang didapat dengan menggabungkan CEE (capital employed efficiency), HCE (human capital efficiency), dan SCE (structure capital efficiency) (Pulic, 1998).Lebih lanjut Pulic (1998) menyatakan bahwa intellectual ability (yang kemudian disebut dengan VAIC™) menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan. Penelitian yang telat dilakukan Pulic ini berusaha mengukur pengaruh intellectual capital (dalam hal ini diproksikan dengan VAIC™) terhadap kinerja keuangan perusahaan sector perbankan di Indonesia. Pemilihan sektor perbankan sebagai sampel mengacu pada penelitian Kamath (2006); Mavridis (2005); dan Firer dan William (2003).Sektor perbankan dipilih karena menurut Firer dan William (2003) industri perbankan adalah salah satu sektor yang paling intensif IC-nya.Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogeny dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (Kubo dan Saka, 2002).Pemilihan model VAIC™ sebagai proksi atas IC mengacu pada penelitian Firer dan William (2003); Chen et al. (2005); dan Tan et al. (2007). Kinerja keuangan yang digunakan adalah profitabilitas ROA, rasio pendapatan terhadap total aset (ATO), danpertumbuhan pendapatan (GR). Pemilihan indikator kinerja tersebut mengacu padapenelitian Chen et al. (2005) dan Firer dan William (2003). Penelitian tentang IC diantaranya telah dilakukan oleh Ulum(2008) yang menguji hubungan IC terhadap kinerja perusahaan dan kinerjaperusahaan masa depan. Hasil penelitian Ulum membuktikan bahwa: (1) IC (VAIC )berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, (2) IC (VAIC ) berpengaruhterhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan, (3) ROGIG tidak berpengaruhterhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan.. Menurut Mulyadi(1997) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu perusahaan, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena perusahaan pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam perusahaan. Penilaian kinerja itu dapat bersifat non keuangan dan bersifat keuangan. Penilaian kinerja dariukuran non keuangan berdasarkan penilaian keseluruhan yang ada di perusahaan meliputi kinerja jangka panjang dan serta memperhatikan sifat goingconcern dari suatu perusahaan. Konsep penilaian kinerja non keuangan yang luas dipakai yaitu Balance Scorecard, yang menerangkan bahwa penilaian kinerja dapat dilihat dari empat perspektif yaitu financial perspective, costumer perspective, internal process, dan learning and grown. Penilaian kinerja keuangan perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip yang berlaku umum. Ukuran finansial dapat dilihat dalam rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan dan signifikan. Dengan menganalisis prestasi keuangan maka akan dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam tindakan yang nyata secara konsisten (Manulang, 2005). PT. SEMEN PADANG merupakan pabrik tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappi (NV NIPCM). PT. SEMEN PADANG tiap tahunnya memproduksi semen sebanyak 5.240.000 ton semen dengan berbagai macam tipe.Besarnya produksi semen yang dihasilkan oleh PT. SEMEN PADANG menggambarkan bahwa PT. SEMEN PADANG merupakan perusahaan yang besar.Aset yang dimiliki oleh PT. SEMEN PADANG dapat berupa asset lancar yang berupa kas, piutang, persediaan, dan lainnya. Aset ta lancarnya dapat berupa pabrik, mesin, dan asset tak berwujud seperti: paten, goodwill, dan intellectual Capital.Besarnya sekala perusahaan ini menarik perhatian penulis mengetahui apakah perusahaan ini mengungkapkan intellectual capital dalam laporan keuangannya dan apakah pengungkapan intellextual capital ini mempengaruhi kinerka perusahaan. Penelitian yang akan penulis laksanakan ini secara umum berbeda dari penelitian sebelumnya dalam hal sampel yang digunakan dan tahun penelitian. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba meneliti intellectual capital yang berada di PT. SEMEN PADANG.Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk menguji dan membuat skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Intellectual Capital (IC) Terhadap Kinerja Perusahaan, studi kasus pada PT. SEMEN PADANG”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
H Social Sciences > HG Finance
Divisions: Fakultas Ekonomi > Akuntansi
Depositing User: mrs Rahmadeli rahmadeli
Date Deposited: 30 Apr 2016 04:15
Last Modified: 30 Apr 2016 04:15
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/5525

Actions (login required)

View Item View Item