Primery, Putri (2020) PENGARUH PEMBERIAN SIKLOPENTOLAT 1% DIBANDINGKAN DENGAN HOMATROPIN 2% TERHADAP PERUBAHAN KEKUATAN REFRAKSI ANAK. Masters thesis, Universitas Andalas.
|
Text (cover dan abstrak)
cover dan abstrak.pdf - Published Version Download (425kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version Download (350kB) | Preview |
|
|
Text (BAB AKHIR)
bab akhir.pdf - Published Version Download (209kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (346kB) | Preview |
|
Text (TESIS FULL)
tugas akhir ilmiah utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Pendahuluan : Gold standar pemeriksaan kelainan refraksi pada anak adalah dengan menggunakan sikloplegik karena kekuatan akomodasi pada anak selalu lebih besar dibanding orang dewasa. Sikloplegik ideal adalah yang tidak mempunyai efek samping okular dan sistemik, onset cepat, menghambat akomodasi secara adekuat, dan cepat mengembalikan akomodasi. Agen sikloplegik yang sering dipakai untuk refraksi sikloplegik adalah homatropin dan siklopentolat. Homatropin adalah alkaloid semi sintetis mirip atropin, selektif antimuskrinik dan siklopentolat merupakam derivat antimuskarinik sintetis tidak mirip atropin, nonselektif antimuskarinik Metode : 34 mata dari 34 pasien berusia 5-18 tahun yang mengalami kelainan refraksi dengan SE ±0.50 D, ditetes dengan siklopentolat 1% kemudian homatropin 2% pada kunjungan berikutnya. Sebelum dan setelah penetesan sikloplegik dilakukan pemerikasan retinoskopi untuk menilai perubahan kekuatan refraksi setelah ditetes siklopentolat 1% dan setelah ditetes homatropin 2 %. Hasil : Kekuatan refraksi sebelum ditetes siklopentolat 1% dan homatropin 2% adalah 5.02 ± 3.42 D. Setelah siklopentolat 1% berubah menjadi 5.22±3.28 D, setelah homatropin 2% menjadi 5.21±3.36. Bila dibandingkan perubahan kekuatan refraksi setelah siklopentolat 1% dengan setelah homatropin 2% tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada seluruh anak dengan kelainan refraksi (p 0.58) begitu juga pada kelompok anak dengan miopia (p 0.71) Tetapi pada kelompok hipermetropia terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p 0.028). Kesimpulan: Pada anak dengan kelainan refraksi terdapat perubahan kekuatan refraksi setelah pemberian siklopentolat 1% dan setelah pemberian homatropin 2%. Pada kelompok miopia, siklopentolat 1% dan homatropin 2% memiliki efek setara sedangkan pada kelompok hipermetropia siklopentolat 1 % lebih mengeluarkan kelainan refraksi kearah hipermetropia dibandingkan dengan homatropin 2%.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Primary Supervisor: | dr. Kemala Sayuti Sp.M(K) |
Uncontrolled Keywords: | sikloplegia, homatropin, siklopentolat, akomodasi, kelainan refraksi |
Subjects: | R Medicine > RE Ophthalmology |
Divisions: | Pascasarjana (Tesis) |
Depositing User: | s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis |
Date Deposited: | 18 Jan 2020 10:58 |
Last Modified: | 18 Jan 2020 10:58 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/55243 |
Actions (login required)
View Item |