PILIHAN PERAWATAN KEHAMILAN DAN PERSALINANMENGGUNAKAN DUKUN BERANAK ( Studi Kasus : Di Jorong Tambang Nagari Surian Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok )

RUHIL, UMI (2016) PILIHAN PERAWATAN KEHAMILAN DAN PERSALINANMENGGUNAKAN DUKUN BERANAK ( Studi Kasus : Di Jorong Tambang Nagari Surian Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok ). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
2121.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (821kB)

Abstract

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan yang optimal, untuk mencapai hal tersebut telah ditetapkan indikator derajat kesehatan. Salah satu indikator yang hendak dicapai angka kematian ibu dengan target 150/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 40/1000 kelahiran hidup, sedangkan proses dan masukan indikatornya adalah persalinan oleh tenaga kesehatan 90 persen (Belya, 2008). Di Indonesia angka kematian ibu cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI) bila dibandingkan dengan negara-negara yang sedang berkembang di Asia Tenggara lainnya. Misalnya, pada tahun 1994 AKI di Indonesia adalah 390 per 100 ribu kelahiran hidup. Pada tahun 1997 AKI menjadi 334 per 100 ribu kelahiran hidup dan pada tahun 2006 AKI adalah 307 per 100 ribu kelahiran hidup, pada tahun 2008 AKI adalah 240 per 100 ribu kelahiran (sebagai perbandingan AKI Malaysia pada tahun 2008 31 per 100 ribu kelahiran dan Vietnam 56 per 100 ribu kelahiran). Angka tersebut menunjukkan bahwa penurunan angka kematian ibu melahirkan sangat lambat (http://lifestyle.okezone.com ). Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi hasilnya belum seperti yang diharapkan. Indonesia berharap dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi dari 69 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dalam rangka memenuhi Millennium Development Goals (MDGs) 2015 (Http: wordpress.com). Persoalan kematian ibu tidak hanya berkaitan dengan persoalan medis tetapi juga sangat terkait dengan masalah sosial, ekonomi dan budaya (Syahri, 2002). Mengutip Dr. Azrul Azwar (dalam Yunarti, 2006: 2), ada dua penyebab tingginya angka kematian ibu hamil dan bersalin. Pertama: adanya penyebab langsung seperti pendarahan, proximia, dan infeksi. Kedua : adanya penyebab tidak langsung seperti tingkat pendidikan rendah, persoalan gizi, masalah ekonomi, serta masalah transportasi. Pada beberapa negara terutama di negara berkembang, kehamilan dengan komplikasi merupakan penyebab kematian yang utama pada perempuan usia reproduksi. Ribuan perempuan menderita penyakit dan ketidakmampuan yang serius, termasuk nyeri panggul kronis, penyakit radang panggul dan kemandulan yang disebabkan oleh kehamilan atau akibat komplikasinya. Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan. Pendarahan, sepsis, kelahiran akibat hipertensi, lahir mati dan komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menjadi penyebab langsung yang berkontribusi pada 80% kematian. Keselamatan ibu berisi jaminan kesehatan yang baik bagi perempuan sebagai ibu dan bayinya selama hamil, persalinan dan masa setelah persalinan (Fauzi dan Lucianawati, 2001: 145). Dalam beberapa tahun terakhir Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Sumatera Barat banyak mengalami penurunan, di mana diperoleh data melalui SKRT yang dilakukan secara khusus. Angka kematian ibu untuk Propinsi Sumatera Barat tahun 2006 sebesar 230 per 100.000 kelahiran hidup dan menurun tahun 2007 sebesar 229 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2008 sebesar 211,9 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 209 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target yang ingin dicapai pada tahun 2015 untuk AKI adalah 102/100.000 kelahiran hidup sedangakan untuk AKB adalah 23/1000 kelahiran hidup (DINKES, 2009: 12). Angka Kematian Bayi (AKB) di Sumatera Barat juga terjadi penurunan di mana untuk pada tahun 2006 sebesar 36 per 1000 kelahiran hidup menurun menjadi 34 per kelahiran hidup pada tahun 2007. Tahun 2008 sebesar 28,5 per kelahiran hidup dan untuk tahun 2009 menurun menjadi 26 per kelahiran hidup (DINKES, 2009: 12). Di negara berkembang termasuk Indonesia selama beberapa dekade terakhir telah mengalami perkembangan dalam jumlah penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat, seperti penempatan jumlah bidan yang mencapai 65.000 orang (merupakan jumlah bidan terbanyak di dunia dalam satu negara). Persoalannya, sebagaimana yang ditemukan oleh Timyan (dalam Yunarti, 2006: 3) meningkatnya jumlah fasilitas tidak selalu diikuti oleh aksesibilitas pelayanan oleh masyarakat sasaran. Dari 130 juta kelahiran per tahun di Negara berkembang hanya 50 persen saja yang ditangani oleh petugas medis terlatih (dalam Yunarti 2006: 3). Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu, dan penurunan angka kesakitan atau morbiditas. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Strategi perbaikan kesehatan untuk wanita, khususnya ibu dan bayi dimulai dari tataran konsep dan kebijakan hingga perangkat pelaksanaan yang melibatkan lintas sektoral. Sejak konferensi the safe motherhood di Nairobi tahun 1987 pemerintah Indonesia mencanangkan suatu program baru dengan ditempatkannya bidan-bidan muda yang baru menyelesaikan pendidikannya ke desa-desa diseluruh pelosok wilayah Indonesia sejak tahun 1989 (dalam Yunarti, 2006: 4-5). Safe Motherhood yang mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita terutama pada masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Upaya untuk menyempurnakan program safe motherhood, maka pada tanggal 12 Oktober 2000 telah dilakukan pencanangan Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan bagian dari program Safe Motherhood. Tujuan upaya Safe Motherhood dan MPS sama, yaitu untuk melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia serta pemberdayaan perempuan. Pesan kunci MPS adalah, setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesahatan terlatih, setiap komplikasi obsetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, dan penanganan komplikasi keguguran (Ratnaningsih, 2009: 76).

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: mrs Rahmadeli rahmadeli
Date Deposited: 30 Apr 2016 03:50
Last Modified: 30 Apr 2016 03:50
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/5514

Actions (login required)

View Item View Item