Arispondi, Vopi (2012) Konsekuensi Perkawinan Usia Muda Studi Kasus Nagari Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan. S1 thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Skripsi Full Text)
S1 ISIP 2012 Yopi Arispondi 06191052.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (7MB) |
Abstract
YOPI ARISPONDI, 06 191 052. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Universitas Andalas Padang. Judul Skripsi: Konsekuensi Perkawinan Usia Muda Di Nagari Surantih, Kecamatan. Sutera, Kabupaten. Pesisir Selatan. Jumlah halaman 69 Lembar. Pembimbing I Prof. Dr. Afrizal, MA, Pembimbing II Dra. Nini Anggraini, M.Pd. Pendewasaan usia kawin bagi wanita dan laki-laki bertujuan untuk menciptakan kehidupan berumah tangga yang bahagia dan sehat, serta menghindari beberapa dampak negatif seperti terjadinya perceraian dini, menimbulkan persoalan ekonomi, dan dampak terhadap hukum dari perkawinan usia muda. Tetapi perkawinan wanita dan laki-laki di usia muda masih banyak terjadi terutama di pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsekuensi perkawinan usia muda di Nagari Surantih, Kecamatan. Sutera, Kabupaten. Pesisir Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik dan pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif dan wawancara mendalam. Analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah aktivitas yang dilakukan secara terus menerus selama penelitian itu berlangsung, mulai dari mengumpulkan data sampai pada tahap penulisan data. Data yang diambil adalah data primer dan data skunder. Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan konsekuensi perkawinan usia muda sedangkan tujuan khususnya mendeskripsikan konsep pengetahuan perkawinan usia muda, dan mendeskripsikan konsekuensi perkawinan usia muda yang bersifat diharapkan dan yang tidak bersifat diharapkan. Untuk melihat permasalahan, peneliti berpedoman pada teori Fungsionalisme Struktural oleh Robert K. Merton tentang fungsi ada fungsi yang diharapkan (Fungsi Manifes) dan fungsi yang tidak diharapkan (Fungsi Laten). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, konsekuensi perkawinan usia muda yang diharapkan adalah pertama, hubungan direstui oleh orang tua, bantuan modal untuk berwirausaha oleh keluarga, dan melanjutkan pendidikan. Sedangkan konsekuensi perkawinan usia muda yang tidak diharapkan adalah terjadinya perceraian dini. Kedua, menimbulkan persoalan ekonomi. Ketiga, pelanggaran hukum. Selain itu, Konsep pengetahuan menikah di usia muda adalah Karena kebanyakan mereka tidak tamat sekolah menegah pertama mereka sudah menikah di usia muda. Jadi pengetahuannya tentang perkawinan usia muda tidak begitu mengerti walaupun mereka sudah perna sekolah, selain itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ekonomi dan pendidikan.
| Item Type: | Thesis (S1) |
|---|---|
| Supervisors: | Prof. Dr.Afrizal, MA ; Dra.Nini Anggraini, M.Pd |
| Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Sosiologi |
| Depositing User: | Naura Salsabila Afrizal |
| Date Deposited: | 05 Dec 2025 03:31 |
| Last Modified: | 05 Dec 2025 03:31 |
| URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/515831 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |

Altmetric
Altmetric