KAJIAN BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT ASAL AMPAS SUSU KEDELAI SEBAGAI PROBIOTIK POTENSIAL PENGHASIL SELULASE DAN FITASE SERTA APLIKASINYA PADA BROILER

Anifah, Srifani (2025) KAJIAN BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT ASAL AMPAS SUSU KEDELAI SEBAGAI PROBIOTIK POTENSIAL PENGHASIL SELULASE DAN FITASE SERTA APLIKASINYA PADA BROILER. S3 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (cover&abstrak)
1. COVER.pdf - Published Version

Download (215kB)
[img] Text (bab 1)
2. BAB I PENDAHULUAN-3-7.pdf - Published Version

Download (218kB)
[img] Text (bab akhir)
3. BAB AKHIR KESIMPULAN.pdf - Published Version

Download (193kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
4. DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (462kB)
[img] Text (DISERTASI)
1. NEW DISERTASI ANIFAH SRIFANI LENGKAP.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Ampas susu kedelai (ASK) memiliki potensi sebagai pakan ayam broiler namun pemanfaatannya masih rendah (10% dalam ransum broiler) karena mengandung serat kasar dan asam fitat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat BAL selulolitik dan fitatolitik dari ASK dan menguji kemampuannya sebagai kandidat probiotik untuk meningkatkan daya guna ASK sebagai bahan pakan unggas. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu isolasi BAL yang bersifat selulolitik dan fitatolitik dari ASK. Tahap ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pengamatan aktivitas selulase dan fitase secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap kedua yaitu pengujian kemampuan BAL sebagai kandidat probiotik dan identifikasi BAL terpilih. Penelitian ini menggunakan metode eksperiman. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat isolat BAL (yang terpilih dari tahap satu) sebagai perlakuan dan lima ulangan. Peubah yang diamati adalah ketahanan terhadap pH lambung (pH 2,5) selama 3 jam dan 6 jam, ketahanan terhadap garam empedu 0.3% dan 0.6%, hidrofobisitas pada usus dan daya hambat terhadap bakteri patogen. Kandidat BAL terpilih berdasarkan analisis TOPSIS kemudian dikarakterisasi secara morfologi dan diidentifikasi secara molekuler. Tahap ketiga yaitu aplikasi penggunaan BAL sebagai probiotik penghasil selulase dan fitase (yang terpilih pada tahap dua) pada broiler yang mendapat ransum mengandung ASK. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Rancangan yanag digunakan adalah RAL pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor A yaitu persentase penggunaan ASK dalam ransum broiler (A1: 15% ASK, A2: 20% ASK dan A3: 25% ASK) dan faktor B yaitu dosis probiotik (B1: 3x108 CFU/mL; B2: 3x1010 CFU/mL dan B3: 3x1012 CFU/mL). Peubah yang diamati adalah koloni BAL di usus halus, selulase dan fitase di usus halus, morfologi usus (tinggi villi, lebar villi dan rasio tinggi villi dan kedalaman kripta), performa pertumbuhan (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum), performa karkas (bobot hidup, persentase lemak abdominal, berat organ dalam (hati, empedu, jantung, proventikulus, ventrikulus, pankreas), bobot karkas, persentase karkas dan kolesterol daging paha bawah ayam broiler. Hasil penelitian tahap pertama didapatkan 56 isolat bakteri yang telah dimurnikan. Selanjutnya, dilakukan pengujian BAL menggunakan MRSA+CaCO3, sehingga diperoleh 21 isolat BAL berdasarkan pembentukan zona bening. Isolat yang didapat kemudian dilakukan skrining penghasil selulase dan fitase secara kualitatif dan kuantitatif. Skrining kualitatif dilakukan untuk mendeteksi isolat yang mampu memproduksi selulase dan fitase ekstraseluler berdasarkan pembentukan zona bening dan dilanjutkan dengan skrining kuantitatif. Skrining kuantitatif selulase dan fitase dilakukan untuk mengetahui konsentrasi selulase dan fitase enzim ektraseluler. Sebanyak 13 isolat dari 21 isolat BAL mampu menghasilkan selulase dan fitase namun dipilih 4 isolat yang menghasilkan selulase dan fitase tertinggi berdasarkan Analisa TOPSIS yaitu isolat AS15, AS21, AS28 dan AS44. Hasil penelitian tahap kedua diperoleh, isolat AS15 berpengaruh sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari AS21, AS28 dan AS44 terhadap uji probiotik yaitu dilihat dari daya tahan AS15 terhadap pH lambung sebesar 94.44 % setelah 3 jam dan 90.86% setelah 6 jam, tahan terhadap 0.3% (88.07%) dan 0.5% (81.24%) garam empedu, memiliki hidrofobisitas terhadap usus (91.24±0.429), zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri patogen yakni Escherichia coli (22.25 mm), Salmonella enteritidis (13.30 mm), Staphylococcus aureus (15.15 mm). Berdasarkan analisis TOPSIS, isolat AS15 merupakan kandidat yang memiliki nilai preferensi tertinggi sebagai probiotik dan diidentifikasi molekuler sebagai Lactobacillus casei AS15. Hasil Penelitian tahap ketiga didapatkan adanya interaksi sangat nyata (P<0,01) antara dosis probiotik dengan level pemberian ASK dalam ransum broiler pada konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot hidup, persentase lemak abdominal, bobot karkas, kolesterol daging paha bawah ayam broiler, koloni BAL di usus halus, selulase dan fitase di usus halus, tinggi villi, lebar villi dan rasio tinggi villi, kedalaman kripta dan tidak ada interaksi (P>0,05) pada berat organ fisiologis (hati, empedu, jantung, proventikulus, ventrikulus, pankreas). Kombinasi pemberian dosis probiotik L. casei AS15 (3x1012 CFU/mL/ 12,48 log CFU/g) dengan level ASK 25% pada ransum broiler memberikan hasil yang optimal dilihat dari peningkatan koloni BAL, selulase dan fitase usus halus, morfologi usus halus, performa pertumbuhan, performa karkas dan penurunan kolesterol daging paha bawah broiler. Kesimpulan dari tahap pertama penelitian ini yaitu dari 56 isolat bakteri yang dimurnikan, diperoleh 21 isolat BAL, dan 13 di antaranya mampu menghasilkan selulase dan fitase. Berdasarkan analisis TOPSIS, empat isolat terbaik terpilih, yaitu AS15, AS21, AS28, dan AS44. Kesimpulan tahap kedua yaitu isolat AS15 menunjukkan karakteristik probiotik terbaik dibandingkan AS21, AS28, dan AS44. Isolat ini memiliki ketahanan tinggi terhadap kondisi asam lambung dan garam empedu, hidrofobisitas tinggi, serta aktivitas antagonis kuat terhadap bakteri patogen. Isolat AS15 diidentifikasi sebagai Lactobacillus casei AS15. Kesimpulan dari tahap ketiga yaitu kombinasi pemberian dosis probiotik L. casei AS15 (3x1012 CFU/mL/ 12,48 log CFU/g) dengan level ASK 25% pada ransum broiler memberikan hasil yang optimal dilihat dari koloni BAL di duodenum 11.45 log CFU/g; jejenum 11.41 log CFU/g; ileum 11.44 log CFU/g; selulase di duodenum 22.54 U/mL; jejenum 18,75 U/mL; ileum 25,90 U/mL, fitase di duodenum 9.16 U/mL; jejenum 8.56 U/mL; ileum 6,24 U/mL, tinggi villi di duodenum 1521,66 μm; jejenum 1276.51 μm; ileum 963,31 μm; lebar villi di duodenum 231.95 μm; jejenum 222.86 μm; ileum 237.96 μm, rasio tinggi villi dan kedalaman kripta di duodenum 15.42; jejenum 11.88; ileum 9.14), peningkatan performa pertumbuhan (konsumsi ransum 116.08 g/ekor/hari, pertambahan bobot badan 68.62 g/ekor/hari, konversi ransum 1.69), peningkatan performa karkas (bobot hidup 1755,67 g, persentase lemak abdominal 0.93%, tidak mengganggu berat organ fisiologis, bobot karkas 1397 g, persentase karkas 74,10%) dan penurunan kolesterol daging paha 95.32 mg/100 g.

Item Type: Thesis (S3)
Supervisors: Prof. Dr. Ir. Mirnawati, M.S
Uncontrolled Keywords: Ampas susu kedelai, BAL, L. casei AS15, Probiotik, Broiler
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan > S3 Ilmu Peternakan
Depositing User: S1 Peternakan Peternakan
Date Deposited: 07 Nov 2025 06:59
Last Modified: 07 Nov 2025 06:59
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/515355

Actions (login required)

View Item View Item