Scoping Review : Determinan Yang Memengaruhi kejadian Stunting Di Asia Tenggara Pada Tahun 2016-2025

Tutia, Mesa Yuli (2025) Scoping Review : Determinan Yang Memengaruhi kejadian Stunting Di Asia Tenggara Pada Tahun 2016-2025. S1 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (553kB)
	Text (Bab 1 Pendahuluan) Bab 1 (Pendahuluan).pdf - Published Version Download (396kB)
	Text (Bab 5 Penutup) Bab Akhir (Penutup, Kesimpulan).pdf - Published Version Download (383kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (383kB)
	Text (Skripsi Full Text) Tugas Akhir Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan kekurangan gizi kronis, penyakit infeksi berulang dan faktor lingkungan yang buruk. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023 angka stunting nasional (21,5%) angka ini hanya menurun 0,1% dari 2022 (21,6%) dan jauh dari target yang ditetapkan oleh WHO 14% tahun 2024. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor langsung dan tidak langsung memengaruhi kejadian stunting pada balita. Jenis penelitian ini adalah literarur review dengan metode scoping review yang dilakukan pada bulan maret sampai oktober 2025. Data dikumpulkan melalui perpustakaan digital seperti : PubMed, Science Direct, Google Scholar dan GARUDA. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik. Pencarian artikel dilakukan melalui database, diseleksi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, dimasukan ke dalam diagram alir PRISMA-ScR, hingga menghasilkan 89 artikel yang akan dianalisis. Disimpulkan bahwa faktor langsung, yaitu penyebab yang berkaitan langsung dengan status gizi anak, seperti BBLR, infeksi, status gizi ibu, panjang badan lahir, ASI eksklusif, asupan zat besi, pola kebiasaan makan, asupan protein dan MP-ASI, sedangkan oleh faktor tidak langsung merupakan faktor yang tidak secara langsung menyebabkan stunting, tetapi berkontribusi dalam meningkatkan risikonya, seperti pendidikan orang tua, pengetahuan ibu, jenis kelamin, pola asuh orang tua, sanitasi, tinggi badan ibu, ANC (Antenatal Care), kunjungan posyandu, status ekonomi, tempat tinggal, rangsangan psikososial, usia anak, jumlah anggota keluarga dan status imunisasi.

Actions (login required)

View Item