Aziza, Fadillatul (2025) Uji Toleransi Dua Spesies Kaliandra (Calliandra sp.) terhadap Cekaman Kekeringan secara In Vitro dalam Pengembangannya sebagai Tanaman Biofuel. S1 thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
COVER DAN ABSTRAK.pdf - Published Version Download (222kB) |
|
|
Text (BAB 1 (Pendahuluan))
BAB 1 (PENDAHULUAN).pdf - Published Version Download (234kB) |
|
|
Text (BAB akhir)
BAB akhir (PenutupKesimpulan).pdf - Published Version Download (221kB) |
|
|
Text (Daftar pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (273kB) |
|
|
Text (Tugas akhir fulltext_Fadillatul Aziza)
Tugas Akhir fulltext_FADILLATUL AZIZA.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Kaliandra (Calliandra sp.) merupakan tanaman berpotensi sebagai sumber bioenergi ramah lingkungan dengan nilai kalor 4.200 kkal.kg⁻¹ pada kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dan 3.600 kkal.kg⁻¹ pada kaliandra putih (Calliandra tetragona; Syn. Zapoteca tetragona). Selain itu, tanaman ini berfungsi untuk konservasi lahan marginal yang ketersediaan hara dan dan airnya terbatas. Penelitian ini bertujuan menguji toleransi kedua spesies tersebut terhadap cekaman kekeringan secara in vitro menggunakan Polyethylene Glycol (PEG) 6000. Percobaan dilaksanakan dalam dua tahap: (1) seleksi konsentrasi PEG (0–15%) dengan rancangan acak lengkap faktorial, dan (2) uji respon fisiologis pada konsentrasi terpilih (0% dan 10%) dengan rancangan acak kelompok faktorial. Parameter yang diukur meliputi parameter pertumbuhan (persentase hidup, pertambahan tinggi planlet, jumlah dan panjang akar, jumlah daun majemuk dan panjang tangkai daun), serta parameter fisiologis-biokimia (kandungan klorofil dan karotenoid, kadar prolin, aktivitas enzim katalase (CAT), dan flavonoid total). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PEG hingga 10% masih dapat ditoleransi oleh kedua spesies dengan persentase hidup di atas 50%. Kaliandra merah menunjukkan respon yang lebih baik pada pertambahan tinggi planlet, jumlah akar, panjang tangkai daun, kadar prolin, aktivitas katalase, dan flavonoid total. Sebaliknya, kaliandra putih unggul pada panjang akar, jumlah daun, kandungan klorofil, dan karotenoid. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi antarperlakuan tidak signifikan, namun faktor spesies dan konsentrasi PEG masing-masing berpengaruh signifikan terhadap beberapa parameter. Dengan demikian, konsentrasi PEG 10% merupakan batas toleransi cekaman kekeringan bagi kedua spesies. Temuan ini menjadi dasar penting bagi pemilihan klon toleran kekeringan dalam rangka pengembangan kaliandra sebagai tanaman biofuel.
| Item Type: | Thesis (S1) |
|---|---|
| Supervisors: | Dr. M. Idris; Auzia Asman, S.P.,M.P. |
| Uncontrolled Keywords: | Kaliandra merah; kaliandra putih; Polyethylene Glycol (PEG) 6000; kekeringan; biofuel; kalor. |
| Subjects: | Q Science > QP Physiology |
| Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > S1 Biologi |
| Depositing User: | S1 Biologi Biologi |
| Date Deposited: | 05 Nov 2025 03:22 |
| Last Modified: | 05 Nov 2025 03:22 |
| URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/514271 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |

["Plugin/Screen/EPrint/Box/Plumx:title" not defined]
["Plugin/Screen/EPrint/Box/Plumx:title" not defined]