Analisis Pengaruh Faktor Pekerjaan dan Karakteristik Individu Terhadap Tingkat Keparahan Rotator Cuff Syndrome (RCS) pada Pegangkatan TBS ke Truk di Industri Sawit

Pratama, Yogi (2025) Analisis Pengaruh Faktor Pekerjaan dan Karakteristik Individu Terhadap Tingkat Keparahan Rotator Cuff Syndrome (RCS) pada Pegangkatan TBS ke Truk di Industri Sawit. S2 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) Cover Abstrak Tesis.pdf - Published Version Download (594kB)
	Text (Bab I Pendahuluan) BAB 1 Tesis.pdf - Published Version Download (512kB)
	Text (Bab VI Penutup) BAB 6 Tesis.pdf - Published Version Download (203kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka Tesis.pdf - Published Version Download (343kB)
	Text (Tesis Full Text) Full Text Tesis.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Industri kelapa sawit berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, namun aktivitas manual seperti pengangkatan tandan buah segar (TBS) masih dominan dan berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal. Salah satu yang paling sering terjadi adalah Rotator Cuff Syndrome (RCS) akibat gerakan angkat-angkut berulang dengan postur tidak ergonomis. Kondisi ini berdampak pada penurunan produktivitas serta masalah kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor pekerjaan dan karakteristik individu terhadap tingkat keparahan RCS pada pekerja pengangkatan TBS di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif dengan instrumen Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) sebagai alat ukur untuk menilai tingkat nyeri dan keterbatasan fungsi bahu responden. Metode ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor pekerjaan dan karakteristik individu terhadap derajat keparahan Rotator Cuff Syndrome (RCS) melalui uji statistik non-parametrik. Faktor pekerjaan yang diteliti meliputi beban angkatan, frekuensi pengangkatan, jarak pemindahan, dan durasi kerja, sedangkan karakteristik individu mencakup usia, lama pengalaman kerja, kebiasaan merokok, riwayat cedera bahu, indeks massa tubuh, serta kebiasaan konsumsi alkohol. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi (α) = 0,05, variabel dengan nilai p-value < α dianggap memiliki hubungan yang signifikan, sedangkan variabel dengan nilai p-value > α dinyatakan tidak signifikan. Berdasarkan kriteria tersebut, temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa beberapa faktor pekerjaan terbukti memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat keparahan Rotator Cuff Syndrome (RCS). Faktor yang berpengaruh nyata meliputi beban angkatan (p = 0,000), frekuensi pengangkatan (p = 0,011), serta jarak pengangkutan (p = 0,000). Sementara itu, variabel durasi kerja tidak menunjukkan pengaruh signifikan (p = 0,058). Dari sisi karakteristik individu, faktor yang berhubungan secara signifikan adalah kebiasaan merokok (p = 0,010), usia pekerja (p = 0,000), lama pengalaman kerja (p = 0,000), dan riwayat cedera bahu (p = 0,000). Adapun indeks massa tubuh (p = 0,177) serta kebiasaan konsumsi alkohol (p = 0,144) tidak terbukti memiliki hubungan bermakna. Berdasarkan hasil tersebut, strategi pencegahan yang direkomendasikan mencakup pemanfaatan alat bantu ergonomis seperti tojok ergonomis dan conveyor bertenaga surya, penerapan standar prosedur dalam aktivitas pengangkatan, pelaksanaan rotasi kerja, pemberian waktu istirahat aktif, hingga penggunaan alat penyangga bahu (shoulder brace) untuk mengurangi risiko cedera.

Actions (login required)

View Item