Pengaruh Durasi dan Suhu Boiling terhadap Kualitas dan Kuantitas Hasil Ekstraksi DNA Sputum untuk Deteksi Mycobacterium tuberculosis

Oklaufa, Hana Syifa (2025) Pengaruh Durasi dan Suhu Boiling terhadap Kualitas dan Kuantitas Hasil Ekstraksi DNA Sputum untuk Deteksi Mycobacterium tuberculosis. S1 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (579kB)
[img] Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 (Pendahuluan).pdf - Published Version

Download (298kB)
[img] Text (Bab 7 Penutup)
Bab 7 (Penutup).pdf - Published Version

Download (266kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (299kB)
[img] Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (17MB) | Request a copy

Abstract

Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global, sehingga diperlukan metode diagnostik molekuler yang efisien dan terjangkau. Ekstraksi DNA merupakan tahap krusial dalam deteksi Mycobacterium tuberculosis, namun metode kit komersial relatif mahal dan kompleks. Teknik boiling menjadi alternatif sederhana dan ekonomis, tetapi efektivitasnya dipengaruhi oleh variasi suhu dan durasi pemanasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi suhu (90°C, 95°C, 100°C) dan durasi (5, 10, 15 menit) terhadap kualitas dan kuantitas DNA sputum pasien TB. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2024 hingga Mei 2025. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan metode boiling menggunakan kit ekstraksi sputum CrownLab®, kemudian dibandingkan dengan kit komersial gSYNC™ (Geneaid) sebagai kontrol. Kuantitas DNA dievaluasi dengan spektrofotometer NanoDrop, kualitas dinilai berdasarkan rasio A260/A280, sedangkan integritas DNA diuji melalui elektroforesis gel. Validasi dilakukan dengan real-time PCR menggunakan target gen MPT64. Analisis data menggunakan uji Two-Way ANOVA. Hasil menunjukkan bahwa durasi boiling berpengaruh signifikan terhadap kualitas DNA (p = 0,00013), sedangkan suhu tidak berpengaruh signifikan. Sebaliknya, suhu berpengaruh nyata terhadap kuantitas DNA, sementara durasi tidak berpengaruh. Kombinasi optimal diperoleh pada 90°C–15 menit untuk kuantitas tertinggi, 95°C–15 menit untuk kualitas tertinggi, dan 100°C–15 menit yang paling sesuai untuk aplikasi qPCR. Metode boiling terbukti menghasilkan DNA dengan integritas yang memadai dan dapat menjadi alternatif sederhana untuk ekstraksi DNA di fasilitas dengan keterbatasan sumber daya. Kesimpulannya, variasi suhu dan durasi boiling memengaruhi kualitas dan kuantitas DNA sputum, dengan kombinasi tertentu dapat menghasilkan DNA yang optimal untuk deteksi molekuler M. tuberculosis.

Item Type: Thesis (S1)
Supervisors: Dr. dr. Linosefa,Sp.MK; Dr. Almurdi, DMM, M. Kes
Uncontrolled Keywords: Tuberkulosis; Mycobacterium tuberculosis; ekstraksi DNA; metode boiling; suhu; durasi
Subjects: Q Science > QR Microbiology
Divisions: Fakultas Kedokteran > S1 Ilmu Biomedis
Depositing User: S1 Ilmu Biomedis
Date Deposited: 04 Nov 2025 03:28
Last Modified: 04 Nov 2025 03:28
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/513310

Actions (login required)

View Item View Item