Marta, Andrik (2014) kajian proddktifitas tumpangsari kentang (solanum tuberosum)/CAISIM (brassica juncea l.) dengan beberapa dosis pupuk organik cair (poc) dan pupuk za. S2 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Tesis Full Text)
S2 Pasca Sarjana 2014 Andrika Marta 11212102001.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Kentang (Solanum tuberosum) bagi Indonesia merupakan salah satu komoditas yang mendatangkan keuntungan bagi petani, mempunyai prospek yang baik dalam pemasaran dan ekspor non migas, dapat digunakan sebagai pengganti makanan pokok yang lain sehingga dapat menunjang program diversifikasi pangan. Kebutuhan kentang semakin bertambah dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan perbaikan ekonomi masyarakat terutama di kota-kota besar. Saat ini industri pengolahan kentang turut berkembang pesat sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat kota dan perubahan gaya hidup. Industri-industri tersebut memerlukan bahan baku kentang dalam jumlah yang sangat banyak. Selain kentang, caisim (Brassica juncea L.) atau masyarakat Sumatera Barat menyebut juga dengan sawi manis merupakan tanaman sayuran lain yang biasanya tumbuh pada iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisim pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah, namun dapat pula di dataran tinggi. Caisim tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Caisim mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dari segi pengusahaan, caisim cukup menjanjikan keuntungan yang lebih baik. Caisim tergolong tanaman berumur pendek dan dapat dipanen pada umur 25 hst sehingga cocok dijadikan sebagai tanaman sela. Tumpangsari ditujukan untuk melipatgandakan jenis hasil tanaman yang diperoleh dalam satu lahan yang aman dalam waktu yang hampir bersamaan. Disamping penganekaragaman jenis produk, tumpang sari juga mampu meningkatkan pendapatan petani dan produktifitas lahan. Namun hal ini perlu pengaturan hara, tanaman serta jarak tanam yang tepat bagi masing-masing tanaman yang ditumpangsarikan sehingga kompetisi antar tanaman dapat diperkecil. Memperkecil tingkat kompetisi hara dapat dilakukan dengan cara penambahan hara pada tanaman. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara penting bagi tanaman. Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Sumber nitrogen tanaman yang banyak digunakan oleh petani kentang saat ini adalah pupuk kimia sintetis seperti pupuk Za, alternatif sumber nitrogen lain yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair (POC) yang berasal dari bahan-bahan alami. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan: 1) adanya interaksi yang terbaik antara POC dengan Pupuk Za pada sistem tumpangsari kentang/caisim, 2) memperoleh informasi tentang dosis POC dan pupuk Za yang tepat agar tanaman kentang dapat tumbuh dan menghasilkan lebih baik jika ditanam secara tumpangsari dengan caisim, 3) untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana produktifitas tanaman kentang dan caisim jika kedua tanaman ini ditanam secara tumpangsari. Percobaan telah dilaksanakan di Kanagarian Ladang Laweh Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam selama 4 bulan, dimulai dari bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan meliputi dosis POC 1050 l/ha, 919 l/ha, 788 I/ha dan, 0 l/ha dan dosis Pupuk Za berturut-turut 200 kg/ha, 175 kg/ha, 150 kg/ha dan, 0 kg,ha. Ukuran petak percobaan adalah 1.5 M x 4.5 M, pupuk organik cair dikonfersikan sesuai dengan luas petakan percobaan yaitu 0.70 l/petak, 0.62 1/petak, 0.1/petak dan 0 l/petak, selanjutnya Za juga dikonfersikan sesuai dengan luas petak percobaan sebanyak 0.14 kg/petak, 0.12 kg/petak, 0.1 kg/petak. Percobaan ini mempunyai total 54 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari 102 tanaman. Sebagai variabel respons, ditetapkan dari data kentang yang dikumpulkan adalah karakteristika pertumbuhan yaitu Indeks Luas daun Rata-rata (ILD); Laju Tumbuh Tanaman Rata-rata (LTT), Laju Assimilasi Bersih Rata-rata (LAB), dan Laju Tumbuh Umbi (LTU). Kandungan klorofil daun kentang dan caisim, pengamatan hasil dan komponen hasil meliputi jumlah umbi perumpun (buah), bobot umbi perumpun (gram), hasil umbi kentang berbagai kelas (buah), hasil tanaman kentang dan caisim per hektar (ton), indek panen (IP) kentang dan caisim. Sebagai aspek pada tumpangsari perhitungan meliputi Land Equivalent Rasio (LER), Area Time Equivalent Rasio (ATER) dan Nisbah Kompetisi (NK). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan Pupuk Za memberikan pengaruh yang nyata terhadap ILD tanaman kentang, interaksi antara POC dan pupuk Za berpengaruh nyata terhadap perkembangan LAB dan LTT tanaman kentang, variabel LTU hanya ditentukan oleh pemberian pupuk POC. Sedangkan hasil penghitungan LER dan ATER diperoleh 1.66 dan 1.15, menunjukkan sistem tumpangsari kentang/caisim lebih menguntungkan dibandingkan penanaman secara monokultur. Pada variebel nisbah kompetisi (NK) diperoleh bahwa NK kentang terhadap caisim lebih besar dengan rata-rata 2.39 jika dibandingkan dengan NK caisim terhadap kentang yaitu rata-rata 0,66. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kentang lebih mampu bersaing dibandingkan tanaman caisim dan tanaman caisim kalah bersaing dengan tanaman kentang.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Supervisors: | Prof.Dr.Ir.Auzar Syarif.MS ; Prof.Dr.Ir.Zulfadly Syarif.MS |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > S2 Agronomi |
Depositing User: | Naura Salsabila Afrizal |
Date Deposited: | 16 Sep 2025 07:01 |
Last Modified: | 16 Sep 2025 07:01 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/511741 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |