Viola Shinta, Dewi (2025) PERBANDINGAN BENEFIT COST ANALYSIS LABORATORIUM DENGAN METODE KERJA SAMA OPERASIONAL REAGEN RENTAL DAN COST PER REPORTABLE RESULT DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. S2 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
c1 cover abstrak.pdf - Published Version Download (84kB) |
![]() |
Text (Bab 1 Pendahuluan)
c2 bab 1 pendahuluan.pdf - Published Version Download (64kB) |
![]() |
Text (Bab 7 Penutup)
c3 bab akhir.pdf - Published Version Download (44kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
c4 daftar pustaka.pdf - Published Version Download (100kB) |
![]() |
Text (Tesis Fulltext)
c5 full text.pdf - Published Version Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang: Pembiayaan kesehatan merupakan fondasi keberlanjutan layanan rumah sakit, termasuk unit laboratorium yang memiliki kebutuhan tinggi akan alat, reagen, dan pemeliharaan. Inefisiensi pembiayaan dapat menghambat mutu pelayanan dan menekan kapasitas rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien. RSUP Dr. M. Djamil Padang sebagai rumah sakit rujukan nasional menghadapi tantangan tersebut, khususnya pada pemeriksaan hematologi yang mendominasi beban layanan laboratorium. Meskipun jumlah pemeriksaan menurun pada tahun 2024, biaya laboratorium justru meningkat hingga melampaui pagu anggaran, memaksa perubahan metode pembiayaan dari CPRR kembali ke Kerja Sama Operasional Reagen Rental. Kondisi ini menegaskan perlunya evaluasi komprehensif terhadap skema pembiayaan laboratorium melalui Benefit Cost Analysis guna menentukan metode paling efisien dan berkelanjutan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan strategi eksplanatoris sekuensial untuk menganalisis pembiayaan pemeriksaan laboratorium hematologi. Penelitian kuantitatif dilakukan melalui analisis manfaat dan biaya (Benefit Cost Analysis). Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan dari berbagai unit rumah sakit. Hasil: Didapatkan benefit moneter KSO reagen rental sebesar Rp12.903.315.976 dan CPRR sebesar Rp12.229.845.066. Total cost KSO reagen rental sebesar Rp2.485.694.024 dan CPRR sebesar Rp3.159.164.934. Benefit Cost Ratio pada KSO reagen rental adalah 4.44 sementara CPRR adalah 3.84. Pemilihan model kerja sama operasional laboratorium bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi juga mempertimbangkan konteks klinis, kapasitas internal, dan strategi jangka panjang rumah sakit. Semua informan merasa baik KSO reagen rental maupun KSO CPRR memiliki keuntungan dan kerugian masing-masingnya dan dalam memilih KSO lebih melihat pada penggunaanya serta kondisi keuangan RS pada masa sekarang. Kesimpulan: Kedua model KSO layak diterapkan karena menghasilkan NPV positif dan BCR > 1. Secara finansial KSO Reagen Rental lebih menguntungkan dibanding KSO CPRR. Kata Kunci : Benefit Cost Analysis, Laboratorium, Kerja Sama Operasional, Reagen Rental, Cost per Reportable R
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Supervisors: | Dr. dr. Adila Kasni Astiena, MARS, FISPH, FISCM ; Dr. dr. Rima Semiarty, MARS, FISPH, FISCM, Sp.KKLP |
Uncontrolled Keywords: | Benefit Cost Analysis; Laboratorium; Kerja Sama Operasional; Reagen Rental; Cost per Report |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) R Medicine > RA Public aspects of medicine R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > S2 Kesehatan Masyarakat |
Depositing User: | s2 kesehatan masyarakat |
Date Deposited: | 04 Sep 2025 04:49 |
Last Modified: | 04 Sep 2025 04:49 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/511207 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |