Rilla, Fahrunnisa (2025) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR PENJAMU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2020-2024. S2 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version Download (345kB) |
![]() |
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1.pdf - Published Version Download (287kB) |
![]() |
Text (Bab 6 Penutup)
BAB 6.pdf - Published Version Download (217kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (174kB) |
![]() |
Text (Tesis Fulltext)
Tesis Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Kasus tuberkulosis (TBC) pada anak menunjukkan tren peningkatan, dengan estimasi mencapai 1,3 juta kasus atau 13% dari total kasus global pada 2023. Di Indonesia, anak usia 0–14 tahun menyumbang kasus tertinggi, 16,7% dari total kasus TBC. Provinsi Sumatera Barat juga mengalami peningkatan kasus TBC anak hingga 2.883 kasus pada tahun 2024. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor penjamu dan lingkungan dengan kejadian TBC pada anak.Penelitian mixed methods dengan desain concurrent triangulation strategy. Penelitian kuantitatif menggunakan studi ekologi dan kualitatif dengan wawancara mendalam. Data kuantitatif dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat, sementara data kualitatif dianalisis menggunakan pendekatan analisis tematik.Kasus TBC anak di Sumatera Barat meningkat selama 2020–2024, sementara faktor penjamu dan lingkungan mengalami fluktuasi. Terdapat hubungan signifikan antara cakupan imunisasi BCG (p=0,004; r=-0,289), kepadatan hunian (p=0,037; r=0,215), jenis lantai (p=0,039; r=0,212), dan jenis dinding (p=0,000; r=0,375) dengan kejadian TBC anak, dengan jenis dinding sebagai faktor dominan. Temuan kualitatif menunjukkan peningkatan kasus dipengaruhi perluasan skrining dan investigasi kontak, sementara kendala utama pengendalian adalah rendahnya pemahaman masyarakat, penolakan TPT, dan risiko penularan di lingkungan seperti rumah, sekolah, dan tempat penitipan anak.Jenis dinding, kualitas pelayanan kesehatan TBC anak, dan risiko penularan di lingkungan berkontribusi terhadap kejadian TBC anak. Dinas Kesehatan disarankan memperkuat koordinasi lintas sektor, edukasi PHBS, komunikasi risiko TPT, serta integrasi program rumah sehat dalam perbaikan kualitas hunian untuk mencegah TBC anak secara efektif dan berkelanjutan.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Supervisors: | Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro |
Uncontrolled Keywords: | Ekologi; Lingkungan; Penjamu; TPT; Tuberkulosis Anak |
Subjects: | R Medicine > RB Pathology |
Divisions: | Fakultas Kesehatan Masyarakat > S2 Epidemiologi |
Depositing User: | S2 Epidemiologi Epidemiologi |
Date Deposited: | 02 Sep 2025 09:33 |
Last Modified: | 02 Sep 2025 09:33 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/509719 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |