SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT PERAK-KITOSAN (Ag-CS) DARI LIMBAH KULIT UDANG UNTUK DETEKSI GLUKOSA SECARA KOLORIMETRI

Mifas, Romanda Suhertian (2025) SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT PERAK-KITOSAN (Ag-CS) DARI LIMBAH KULIT UDANG UNTUK DETEKSI GLUKOSA SECARA KOLORIMETRI. S1 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) ilovepdf_merged.pdf - Published Version Download (746kB)
	Text (BAB I) Bab 1.pdf - Published Version Download (355kB)
	Text (BAB V) ya allah.pdf - Published Version Download (136kB)
	Text (Daftar Pustaka) ALLAH.pdf - Published Version Download (584kB)
	Text (Skripsi full text) e-skrispsi full text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Sensor kolorimetri salah satu metode yang menjajikan untuk mendeteksi glukosa dengan metode yang sederhana dan cepat. Glukosa merupakan biomarker yang digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit, seperti diabetes. Salah satu jenis sensor kolorimetri yang dapat digunakan untuk mendeteksi glukosa adalah komposit perak-kitosan (Ag-CS). Kitosan yang digunakan pada penelitian ini berasal dari limbah kulit udang Litopenaeus vannamei sp yang disintesis melalui 3 tahapan, yaitu tahap demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Penggunaan limbah kulit udang sebagai bahan baku pembuatan kitosan sebagai upaya untuk mengurangi dampak limbah kulit udang bagi lingkungan. Kitosan hanya dapat mendeteksi glukosa dalam konsentrasi yang besar. Oleh karena itu, diperlukan modifikasi untuk dapat meningkatkan kinerja sensor yaitu dengan menambahkan nanopartikel Ag. Nanopartikel Ag menunjukkan konduktivitas lebih tinggi dan aktivitas elektrokalatalitik yang baik dalam kitosan, sehingga dapat membantu kitosan dalam mendeteksi glukosa dalam konsetrasi yang lebih kecil. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis Ag-CS dan menguji kemampuannya dalam mendeteksi glukosa dengan menggunakan metode kolorimetri yang dapat mendeteksi molekul glukosa berdasarkan perubahan warna dengan cepat, murah, dan sederhana. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan variasi suhu pada proses sintesis kitosan. Kitosan berhasil disintesis pada suhu 90°C ditandai dengan hilangnya gugus C=O pada spektrum FTIR. Kitosan yang didapatkan bersifat semi-kristalin berdasarkan spektrum XRD dan berdasarkan foto SEM memiliki morfologi permukaan berbentuk lembaran. Ag-CS menampilkan pita resonansi plasmon permukaan yang kuat pada panjang gelombang maksimum 413 nm. Keberadaan perak pada matriks kitosan dibuktikan dengan munculnya puncak baru pada bilangan gelombang 516 cm⁻¹ pada spektrum FTIR. Karakterisasi dengan XRD menunjukkan keberhasilan inkorporasi nanopartikel perak ke dalam matriks kitosan, dibuktikan oleh puncak difraksi yang jelas pada sudut 2θ 38° dan 44° serta terjadi penurunan ukuran kristal setelah penambahan perak. Melalui analisis SEM-EDX mengonfirmasi terdapat Ag dalam komposisi penyusun Ag-CS. Komposit perak-kitosan dapat mendeteksi molekul glukosa dalam rentang konsentrasi antara 5, 20, 40, 60, 80, dan 100 mM ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari kuning menjadi kecoklatan hingga berwarna keabuan, seiring dengan bertambahnya konsentrasi glukosa yang ditambahkan. Hal ini juga dapat dibuktikan menggunakan spektrofotometer UV-Visible, setelah penambahan glukosa terjadi pergeseran pita resonansi plasmon permukaan ke panjang gelombang 421 nm dengan hubungan linier yang baik (R2 = 0,8561), dengan konsentrasi minimum glukosa yang dapat dideteksi 5 mM. Hal ini membuktikan bahwa sensor berbasis komposit perak-kitosan memiliki sensitivitas yang cukup baik dan metode kolorimetri yang digunakan dalam pengukuran sudah sensitif, sederhana, dan berbiaya rendah untuk deteksi molekul glukosa.

Actions (login required)

View Item