Taufiqurrahman, Taufiqurrahman (2025) KEKERASAN POLISI DAN PEMBENTUKAN NARASI ANTI-KEPOLISIAN (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada Akun Instagram @kolektifa). S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
abstrak.pdf - Published Version Download (362kB) |
![]() |
Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (297kB) |
![]() |
Text (BAB 5 Penutup)
BAB 5 Penutup.pdf - Published Version Download (217kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (273kB) |
![]() |
Text (Skripsi full text)
skripsi fulltext.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Kekerasan aparat kepolisian menjadi salah satu isu yang terus tersorot di media sosial. Hal tersebut menjadi latar belakang dari terbentuknya resistensi massa dan perlawanan dari masyarakat sipil, baik di ruang demonstrasi atau ruang digital dipenuhi dengan kritik, protes, dan penolakan terhadap eksistensi kepolisian, inilah yang menjadi titik awal terbentuknya narasi anti-kepolisian. Narasi anti-kepolisian adalah salah satu contoh wacana perlawanan untuk mendekonstruksikan makna dari wacana kepolisian yang disebarkan melalui media arus-utama. Penelitian ini bertujuan untuk menggali latar belakang dan ideologis yang mendorong penyebaran narasi anti-kepolisian dan melihat lebih jauh bagaimana narasi ini mempengaruhi relasi kekuasaan antara polisi dengan masyarakat sipil. Penelitian ini mengambil objek @kolektifa sebagai salah satu media alternatif yang kerap menampilkan narasi ini pada konten-konten yang dibuat, peneliti menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk membedah wacana yang ada secara kritis dan komprehensif. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan mengumpulkan data melalui serangkaian observasi, studi dokumen dan wawancara. Berdasarkan hasil temuan, latar belakang masifnya penyebaran narasi anti-kepolisian adalah nihilnya perbaikan struktur kepolisian dan legitimasi penggunaan kekerasan yang masih bertahan hingga saat ini. Sehingga narasi anti-kepolisian muncul sebagai salah satu bentuk perlawanan dengan menggunakan narasi-narasi yang mendemonisasikan aparat kepolisian, memisahkan jarak antara polisi dan sipil, dan mendorong masyarakat untuk melawan serta melihat polisi sebagai oposisi dari sipil. Selain itu ditemukan dampak secara sosio-kultural, di mana narasi anti-kepolisian menjadi anti-tesis dari citra kepolisian yang ditonjolkan sebagai pelindung dan penolong, menjadi musuh bersama. Dapat diambil kesimpulan, bahwa @kolektifa berhasil menjadi aktor dalam membuat masyarakat mengetahui narasi anti-kepolisian dan mengetahui pengetahuan alternatif yang selama ini tidak didapatkan dalam media arus utama. Oleh karena itu, narasi anti-kepolisian dapat ditemukan secara luas di media sosial sebagai hasil dari produksi dan distribusi akun seperti @kolektifa dalam menyebarkannya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Yayuk Lestari, S.Sos, M.A; Diego, M.I.Kom., M.Sos |
Uncontrolled Keywords: | Polisi; Perlawanan Sipil; Wacana; Anti-Kepolisian; Instagram; Kuasa; Relasi Kuasa |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform H Social Sciences > HX Socialism. Communism. Anarchism |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | s1 ilmu komunikasi |
Date Deposited: | 02 Sep 2025 03:04 |
Last Modified: | 02 Sep 2025 03:04 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/507843 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |