VYORA, ULVYANA (2025) HUBUNGAN GEN KARBAPENEMASE DENGAN SENSITIVITAS ANTIBIOTIK DAN MORTALITAS PASIEN SEPSIS. Spesialis thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
![]() |
Text (cover dan abstrak)
cover dan abstrak (2).pdf - Published Version Download (171kB) |
![]() |
Text (bab 1)
BAB 1 (1).pdf - Published Version Download (446kB) |
![]() |
Text (bab 7)
BAB 7.pdf - Published Version Download (188kB) |
![]() |
Text (daftar pustaka)
DAFTAR PUSTAKA (2).pdf - Published Version Download (452kB) |
![]() |
Text (thesis full)
Tesis Vyora Ulvyana_compressed.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy |
Abstract
Pendahuluan: Sepsis yang disebabkan oleh Carbapenem-Resistant Enterobacteriaceae (CRE) merupakan ancaman kesehatan global dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Mekanisme utama resistensi bakteri ini adalah produksi enzim karbapenemase, yang dikode oleh berbagai gen dengan distribusi berbeda pada tiap wilayah geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi gen karbapenemase secara lokal serta hubungannya dengan sensitivitas antibiotik dan mortalitas pada pasien sepsis. Metode: Penelitian kohort ini melibatkan 65 pasien sepsis dengan kultur positif Klebsiella pneumoniae atau Escherichia coli selama enam bulan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Identifikasi bakteri dan uji sensitivitas antibiotik dilakukan menggunakan sistem VITEK 2. Deteksi gen karbapenemase (blaKPC, blaOXA, blaNDM, blaVIM, blaIMP, dan blaGES) dilakukan dengan multiplex real-time PCR. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square atau Fisher’s Exact untuk menilai hubungan antarvariabel. Hasil: Angka mortalitas selama perawatan di rumah sakit mencapai 61,5%. Gen karbapenemase yang paling sering ditemukan adalah blaOXA (83,1%) dan blaNDM (58,5%). Gen blaVIM (10,8%) dan blaGES (4,6%) ditemukan pada sebagian kecil isolat, sedangkan blaKPC dan blaIMP tidak terdeteksi (0%). Tigecycline menunjukkan tingkat sensitivitas tertinggi (89,2%), sedangkan aztreonam dan siprofloksasin memiliki tingkat resistensi yang tinggi (83,1% dan 84,6%). Terdapat hubungan bermakna antara gen blaOXA dengan resistensi terhadap amikasin (p=0,044), serta gen blaNDM dengan resistensi terhadap meropenem (p=0,003). Namun, tidak ditemukan hubungan bermakna antara gen karbapenemase dengan mortalitas pasien. Analisis multivariat menunjukkan bahwa perawatan di ICU/HCU merupakan prediktor terkuat mortalitas (OR=10,709; p=0,008). Conclusion: Epidemiologi gen karbapenemase di Sumatra Barat didominasi oleh blaOXA dan blaNDM, dengan ketiadaan gen blaKPC. Meskipun gen tertentu berhubungan dengan resistensi antibiotik spesifik, mortalitas pasien dalam penelitian ini lebih dipengaruhi oleh faktor klinis, seperti tingkat keparahan penyakit dan lokasi perawatan, daripada keberadaan gen karbapenemase tertentu. Kata Kunci: sepsis, gen karbapenemase, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, resistensi antibiotik, mortalitas
Item Type: | Thesis (Spesialis) |
---|---|
Supervisors: | dr. Fadrian, Sp.PD-KPTI, FINASIM |
Uncontrolled Keywords: | sepsis, gen karbapenemase, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, resistensi antibiotik, mortalitas |
Subjects: | R Medicine > RC Internal medicine |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Sp-1 Penyakit Dalam |
Depositing User: | s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis |
Date Deposited: | 29 Aug 2025 09:02 |
Last Modified: | 29 Aug 2025 09:02 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/507701 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |