STUDI ETNOGRAFI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO REMAJA URBAN PEKANBARU

Hakim, Salsabila (2025) STUDI ETNOGRAFI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO REMAJA URBAN PEKANBARU. S1 thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

	Text (cover dan abstrak) COVER & ABSTAK.pdf - Published Version Download (524kB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf - Published Version Download (592kB)
	Text (BAB VI) BAB VI.pdf - Published Version Download (385kB)
	Text (daftar pustaka) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (270kB)
	Text (skripsi full text) SALSABILA FULL TEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Meningkatnya tren perilaku seksual berisiko di kalangan remaja, khususnya di wilayah perkotaan seperti Pekanbaru yang mengalami transisi sosial budaya pesat, menjadi latar belakang utama penelitian ini. Remaja urban dihadapkan pada kompleksitas pengaruh globalisasi digital, tekanan teman sebaya (peer group), dan keterbatasan komunikasi mengenai seksualitas di lingkungan keluarga, yang berpotensi meningkatkan keterlibatan dalam tindakan berisiko. Permasalahan penelitian ini berfokus pada dua pertanyaan utama: (1) Bagaimana gambaran perilaku seksual berisiko yang terjadi pada remaja urban di Kota Pekanbaru? dan (2) Faktor-faktor sosial budaya apa saja yang memengaruhinya?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memahami fenomena secara mendalam dari sudut pandang remaja itu sendiri. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan informan kunci remaja berusia 14-18 tahun di Kecamatan Binawidya, Pekanbaru, dan dianalisis menggunakan kerangka teori performativitas gender. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko termanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari aktivitas fisik intim dalam pacaran, konsumsi pornografi, kekerasan digital, hingga kehamilan di luar nikah dan viktimisasi seksual. Perilaku ini tidak terjadi secara acak, melainkan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor kerapuhan struktur keluarga, kuatnya peran peer group sebagai pembentuk norma, dan dinamika lingkungan urban yang menyediakan anonimitas. Remaja secara aktif mengkonstruksi makna "risiko" dan "kewajaran" melalui negosiasi antara nilai-nilai agama, pengalaman personal, dan konsensus teman sebaya.

Actions (login required)

View Item