Shalsabila, Chalisa (2025) Karakteristik Spektrum VHF dari Radiasi Medan Listrik Petik Negatif Awan ke Tanah. S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
judul+abstrak.pdf - Published Version Download (1MB) |
![]() |
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1.pdf - Published Version Download (1MB) |
![]() |
Text (Bab Akhir)
Bab 5.pdf - Published Version Download (715kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Dapus 4.pdf - Published Version Download (1MB) |
![]() |
Text (Tugas Akhir Full Text)
Full_TA_Chalisa.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Petir negatif awan ke tanah (-CG) merupakan fenomena alam yang menghasilkan radiasi elektromagnetik kuat pada rentang Very High Frequency (VHF). Dengan mengamati spektrum frekuensi sinyal medan listrik selama fase petir diantaranya Preliminary Breakdown (PB), Stepped Leader (SL), Return Stroke (RS), dan Continuing Current (CC) dapat diperoleh informasi tentang distribusi energi dan karakteristik frekuensi tiap fase. Pengukuran dilakukan menggunakan sensor discone dan slow antenna, dengan analisis sinyal menggunakan metode Short-Time Fourier Transform (STFT) melalui perangkat lunak Picoscope dan MATLAB. Hasil menunjukkan bahwa setiap fase memiliki karakteristik frekuensi yang berbeda. Fase PB secara umum menunjukkan rentang 20–44 MHz (rata-rata 30,11 MHz, window 100 ms), sementara pada pulsa awal PB rentangnya meningkat menjadi 20–49 MHz (rata-rata 36 MHz, window 100 µs), dan pada pulsa terbesar mencapai 20–54 MHz (rata-rata 38,99 MHz). Fase SL berada pada rentang 25–63 MHz (rata-rata 39,59 MHz, window 100 µs) dan menurun menjadi maksimum 43 MHz serta rata-rata 35,85 MHz saat window diperlebar (window 100 ms). Fase RS menunjukkan aktivitas tertinggi pada 36–65 MHz (rata-rata 46,1 MHz, window 100 µs), diikuti oleh Subsequent RS (40–52 MHz, rata-rata 43,46 MHz, window 100 µs). Fase CC mencakup 30–68 MHz (rata-rata 39,47 MHz window 100 µs) dan menurun menjadi 30–43 MHz (rata-rata 38,29 MHz) dengan window 100 ms. Penggunaan window waktu kecil memberikan resolusi frekuensi yang lebih tinggi. Selain itu, fenomena time delay antar pulsa teramati pada fase RS, yang menunjukkan perbedaan jarak sambaran terhadap sensor. Didapatkan juga perbandingan frekuensi maksimum dan minimum pada setiap fase petir dari penelitian lain. Dari perbandingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik sinyal petir dapat dipengaruhi oleh spesifikasi sensor yang digunakan, metode yang diterapkan serta penggunaan window dan kondisi lingkungan saat pengukuran.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Prof. Dr. Eng. Ariadi Hazmi, S.T., M.T. |
Uncontrolled Keywords: | Petir awan ke tanah negatif, frekuensi VHF, analisis spektrum, Short Time Fourier Transform (STFT) |
Subjects: | T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > S1 Teknik Elektro |
Depositing User: | S1 Teknik Elektro |
Date Deposited: | 08 Aug 2025 07:11 |
Last Modified: | 08 Aug 2025 07:11 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/502045 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |