Yulianti, Widya (2025) Perbandingan Karakteristik Pengeringan Kerupuk Kulit antara Absorber Pasir Pantai Hitam dan Batu Split pada Kombinasi Kolektor Surya - Pengering Tipe Rak. S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (247kB) |
![]() |
Text (BAB I Pendahuluan)
BAB I. Pendahuluan.pdf - Published Version Download (204kB) |
![]() |
Text (BAB V Penutup)
BAB V. Penutup.pdf - Published Version Download (182kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar pustaka.pdf - Published Version Download (177kB) |
![]() |
Text (Tugas Akhir fulltext)
Tugas Akhir fulltext.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Dalam produksi kerupuk kulit sapi, pengeringan adalah tahap krusial untuk mencapai kadar air 5-10% demi memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas. Metode pengeringan tradisional yang bergantung pada cuaca seringkali tidak konsisten, serta rentan terhadap kontaminasi dan penurunan kualitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menginovasi proses pengeringan guna meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas pasir pantai hitam dan batu split sebagai material absorber pada sistem pengeringan kombinasi kolektor surya dan ruang pengering tipe rak. Kedua material diuji kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan panas dari radiasi matahari, serta pengaruhnya terhadap karakteristik pengeringan kerupuk kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolektor surya dengan batu split sebagai absorber menghasilkan performa pengeringan yang lebih baik. Penurunan massa rata-rata mencapai 563,67 gram dengan penurunan kadar air 42,23%, laju pengeringan 0,19 gram/menit, dan efisiensi kolektor surya 14,49%. Temperatur absorber batu split tertinggi mencapai 129,67°C dan temperatur ruang pengering tertinggi mencapai 110,9°C, menunjukkan kapasitas penyerapan dan penyimpanan panas yang tinggi. Sebaliknya, penggunaan pasir pantai hitam menghasilkan penurunan massa rata-rata 607,67 gram, penurunan kadar air 37,31%, laju pengeringan 0,17 gram/menit, dan efisiensi kolektor surya 11,16%. Hasil penelitian membuktikan batu split lebih efektif dan efisien dalam mempercepat proses pengeringan kerupuk kulit dibandingkan pasir pantai hitam.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Iskandar. R, M.T |
Uncontrolled Keywords: | Kerupuk kulit; pengeringan surya; batu split; pasir pantai hitam; absorber |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery |
Divisions: | Fakultas Teknik > S1 Teknik Mesin |
Depositing User: | s1 teknik mesin |
Date Deposited: | 07 Aug 2025 06:54 |
Last Modified: | 07 Aug 2025 06:54 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/501886 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |