Potensi dan Teknologi Pemanfaatan Kulit Buah Markisa Sebagai Pakan Ternak Ruminansia

Astuti, Tri (2011) Potensi dan Teknologi Pemanfaatan Kulit Buah Markisa Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. S3 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
S3 Pascasarjana Ilmu-Ilmu Pertanian 2012 Tri Astuti 083201002.pdf

Download (2MB)

Abstract

Bidang peternakan memiliki peran yang penting dalam penyediaan kebutuhan pangan protein hewani. Pangan yang berupa produk peternakan terutama daging, telur dan susu, merupakan komoditas pangan hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan, sehingga menyebabkan kebutuhan dan permintaan akan produk peternakan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi. Seiring dengan issu kebijakan nasional menuju Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015, maka perlu dilakukan peningkatan produksi daging di bidang peternakan sebagai sumber pangan hewani, khususnya ternak ruminansia, yang masih kurang 40% dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Pengembangan usaha peternakan ruminansia perlu memperhatikan tiga komponen utama yang saling terkait, yaitu tersedianya lahan, ternak dan hijauan pakan. Ketersediaan hijauan pakan sangat tergantung dari ketersediaan lahan, sedangkan disisi lain lahan untuk pemeliharaan ternak maupun sumber pakan hijauan semakin terbatas, karena terjadinya perubahan fungsi lahan sebagai penyedia sumber pakan menjadi sawah/pertanian dan pemukiman. Hasil sampingan pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak untuk pakan selingan, konsentrat dan bahkan sebagai substitusi rumput lapangan sebagai sumber hijauan utama ternak ruminansia. Kulit buah markisa merupakan limbah hortikultura yang cukup potensial untuk dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti hijauan untuk ternak ruminansia, akan tetapi terkendala dengan adanya kandungan anti nutrisi tanin (1.85%) dan tingginya kandungan lignin (31,79%) sehingga mengakibatkan rendahnya kecernaan dari zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya. Upaya optimalisasi pemanfaatan kulit buah markisa sebagai pakan ternak ruminansia perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Penelitian perlakuan secara kimiawi dengan amoniasi urea terbukti mampu memperbaiki kualitas kulit buah markisa dan meningkatkan kecernaan. Selain perlakuan amoniasi, juga dilakukan suplementasi Selenium dan Vitamin E sebagai sumber antioksidan yang sangat berperan dalam produksi enzim glutathion peroksidase dalam menangkal radikal bebas. Ransum yang berbasis kulit buah markisa ini diberikan pada ternak dalam bentuk pakan komplit berupa wafer ransum komplit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi ransum berbasis kulit buah markisa amoniasi yang optimal sebagai pengganti hijauan dalam ransum ternak ruminansia, yang disuplementasi dengan Selenium dan Vitamin E sebagai antioksidan dalam tubuh ternak dan diberikan berupa wafer ransum komplit. Penelitian ini dilakukan dari bulan 1 November 2009 sampai dengan Maret 2011. Penelitian in-vitro dan analisis sampel (Proksimat dan Van Soest) dilakukan di laboratorium nutrisi ruminnansia Fakultas Peternakan Unand. Penelitian in-vivo dengan ternak domba dilakukan di kandang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Fakultas Peternakan Unand. Analisa aktivitas enzim glutathion peroksidase dilakukan di laboratorium biokimia Fakultas kedokteran Universitas Andalas dan analisa Allantoin di Laboratorium Kedokteran hewan Institut Pertanian Bogor. Terdiri dari 4 tahap penelitian yaitu: 1. Pengolahan kulit buah markisa secara amoniasi, dengan hasil optimal amoniasi dengan dosis 4% dan pemeraman 2 minggu, 2. Suplementasi Selenium dan Vitamin E, dan hasil optimal dosis selenium 0.02 mg/kg ransum dan Vitamin E 200mg/kg ransum. 3. Pembuatan wafer ransum komplit, selanjutnya pada tahap 4. Diujikan secara in-vivo semua hasil terbaik dari tahap sebelumnya dan diformulasikan ke dalam ransum berdasarkan komposisi kulit buah markisa. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ransum komplit dalam bentuk wafer yang berbasis kulit buah markisa amoniasi berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi bahan kering ransum, TDN, retensi N, pertambahan bobot badan, kecernaan serat kasar dan protein kasar ransum, akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kecernaan zat makanan yang lainnya. Konsumsi bahan kering pada penelitian ini berkisar antara 281.67-575.28 gr/ekor/hr yaitu 2.55 – 3.36% dari bobot badan. Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kulit buah markisa amoniasi yang disuplementasi dengan 0.02 mg/kg ransum Selenium dan 200 mg/kg ransum Vitamin E yang diberikan dalam bentuk wafer ransum komplit baru bisa menggantikan 100% rumput lapangan sebagai sumber hijauan.

Item Type: Thesis (S3)
Supervisors: Prof. Dr. Ir. Lili Warly, M.Agr; Prof. Dr. Ir. H. Novirman Jamarun, MSc; Dr. Evitayani, SPt, M.Agr
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > S3 Ilmu Pertanian
Depositing User: Pustakawan Marne Dardanellen
Date Deposited: 24 Jul 2025 08:05
Last Modified: 24 Jul 2025 08:05
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/500725

Actions (login required)

View Item View Item