Perbedaan Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Imunisasi Dasar pada Balita Usia 12-59 Bulan di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Analisis Data SKI 2023)

Safitri, Aidha (2025) Perbedaan Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Imunisasi Dasar pada Balita Usia 12-59 Bulan di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Analisis Data SKI 2023). S1 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (254kB)
	Text (BAB 1 PENDAHULUAN) BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (260kB)
	Text (BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN) BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.pdf - Published Version Download (178kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (198kB)
	Text (Full Text Skripsi) Skripsi full Aidha Safitri.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (12MB) | Request a copy

Abstract

Perbedaan cakupan imunisasi dasar lengkap antara Pulau Jawa dan Sumatera mengindikasikan adanya perbedaan faktor risiko antar pulau. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan faktor penyebab ketidaklengkapan imunisasi dasar pada balita usia 12–59 bulan di kedua pulau. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan data SKI 2023. Sampel terdiri dari 16.220 balita di Sumatera dan 19.677 di Jawa. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat pada November 2024-Mei 2025. Balita di Sumatera umumnya tinggal di perdesaan, dengan orang tua berpendidikan tinggi, ayah bekerja, ibu tidak bekerja, status ekonomi menengah atas, dan akses terjangkau; di Jawa mayoritas tinggal di perkotaan dan lebih banyak mengalami KIPI. Faktor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan imunisasi adalah pendidikan orang tua, dukungan keluarga, isu haram, dan KIPI di kedua pulau, status ekonomi hanya di Sumatera, pekerjaan ayah, peran petugas, akses, waktu tempuh, dan biaya transportasi hanya di Jawa. Dukungan keluarga merupakan faktor dominan di kedua pulau. Dukungan keluarga merupakan faktor dominan yang berkaitan dengan ketidaklengkapan imunisasi dasar di Pulau Jawa dan Sumatera. Terdapat perbedaan karakteristik wilayah, pendidikan ayah, status ekonomi, isu haram, peran petugas, biaya transportasi, dan KIPI antara kedua pulau. Upaya peningkatan cakupan imunisasi dasar perlu disesuaikan dengan konteks wilayah.

Actions (login required)

View Item