Harahap, Haykal Muhammad Juanda (2025) Uji Diagnostik Bakteri Pseudomonas aeruginosa Dengan Metode RT-PCR dan Deteksi Ekspresi Gen AmpC Penghasil Enzim AmpC-β-Laktamase. S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version Download (300kB) |
![]() |
Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Skripsi.pdf - Published Version Download (156kB) |
![]() |
Text (BAB 7 Penutup)
BAB 7 Penutupan.pdf - Published Version Download (138kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (226kB) |
![]() |
Text (Skripsi Full Text)
Full Skripsi.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Resistensi antibiotik akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat kegagalan terapi infeksi. Salah satu faktor utamanya adalah keberadaan gen resistensi seperti AmpC yang mampu menonaktifkan antibiotik β-laktam. Deteksi dini gen ini sangat penting untuk menunjang diagnosis dan pengobatan yang tepat. Metode RT-PCR menawarkan sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam mendeteksi gen resisten serta mutasi yang berperan dalam mekanisme resistensi. Penelitian ini merupakan uji diagnostik metode RT-PCR yang dibandingkan kultur dalam mendeteksi Pseudomonas aeruginosa pada 190 sampel klinis. Sensitivitas dan spesifisitas RT-PCR dihitung berdasarkan hasil kultur sebagai standar emas. Analisis mutasi gen AmpC dilakukan dengan RT-PCR dengan primer yang spesifik untuk menentukan prevalensinya sebagai faktor resistensi antibiotik. RT-PCR menunjukkan sensitivitas 94,44% dan spesifisitas 83,12% dalam mendeteksi P. aeruginosa. Analisis mutasi gen AmpC mengungkap prevalensi mutasi sebesar 69,44% (25 dari 36 isolat), yang berkontribusi terhadap resistensi antibiotik β-laktam. RT-PCR terbukti lebih cepat dalam deteksi bakteri dibandingkan metode kultur, meskipun tetap membutuhkan konfirmasi untuk analisis resistensi lebih lanjut. RT-PCR dapat menjadi metode diagnostik yang lebih cepat dan sensitif dibandingkan kultur dalam mendeteksi P. aeruginosa. Tingginya prevalensi mutasi AmpC-β-laktamase menegaskan pentingnya deteksi dini dan pengawasan resistensi antibiotik. Kombinasi RT-PCR dan kultur direkomendasikan untuk meningkatkan .efektivitas diagnosis dan pengelolaan terapi antibiotik.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Dr. dr. Gestina Aliska, Sp. FK |
Uncontrolled Keywords: | Pseudomonas aeruginosa, RT-PCR, AmpC-β-laktamase, resistensi antibiotik, diagnostik molekuler. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) Q Science > QR Microbiology R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > S1 Ilmu Biomedis |
Depositing User: | s1 biomedik kedokteran |
Date Deposited: | 17 Jun 2025 01:29 |
Last Modified: | 17 Jun 2025 01:29 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/497091 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |