Syamsi, Fauziah (2025) EKOLOGI KELELAWAR (ORDO CHIROPTERA) PADA HUTAN TERFRAGMENTASI DAN PULAU-PULAU KECIL DI KOTA BATAM. S3 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Ringkasan)
1. Cover dan ringkasan.pdf - Published Version Download (305kB) |
![]() |
Text (Bab 1. Pendahuluan)
2. Bab 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (388kB) |
![]() |
Text (Bab 6. Kesimpulan)
3. Bab 6 Kesimpulan dan Saran.pdf - Published Version Download (164kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
4. Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (293kB) |
![]() |
Text (Disertasi full text)
DISERTASI full text_low.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Kelelawar memiliki peran ekologi penting di ekosistem tropis, terutama di pulau-pulau, di mana mereka membantu menyebarkan benih, menyerbuki tanaman, mengontrol populasi serangga, dan menyediakan nutrisi bagi tumbuhan. Pulau adalah habitat penting bagi konservasi kelelawar karena kontribusinya terhadap kekayaan spesies secara keseluruhan. Namun, kelelawar di pulau menghadapi berbagai ancaman seperti modifikasi lanskap, perubahan iklim, hilangnya habitat, fragmentasi, perburuan, dan penyakit. Tekanan antropogenik dan pencemaran yang tinggi dapat mempengaruhi struktur komunitas dan gangguan kesehatan pada kelelawar, seperti sindrom alopecia dan gangguan kesehatan lain. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus untuk mencegah kepunahan kelelawar pulau dan menjaga fungsi ekologisnya. Penelitian ini dilakukan di Kota Batam yang terdiri dari Pulau Batam, Rempang dan Galang. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pertama mengkaji tentang struktur komunitas kelelawar di Kota Batam. Tahap kedua mengkaji prevalensi ektoparasit dan kondisi tubuh kelelawar pada habitat alami di wilayah urban. Tahap ketiga mengkaji tentang model prediksi kesesuaian habitat kelelawar buah di Kota Batam. Hasil penelitian tahap pertama, Sungai Ladi merupakan habitat paling stabil dengan keseimbangan terbaik dalam keanekaragaman spesies, sementara Duriangkang masih mendukung komunitas kelelawar meskipun mengalami tekanan ekosistem. Rempang dan Galang memiliki keanekaragaman rendah akibat keterbatasan sumber daya dan ukuran habitat yang kecil. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi di Sungai Ladi dan Duriangkang serta pemulihan habitat di Rempang dan Galang untuk menjaga keanekaragaman hayati, khususnya kelelawar. Kekayaan spesies kelelawar cenderung lebih tinggi pada suhu 26–27°C, kelembaban 86–87%, dan kebisingan 46–47 dB. Analisis menunjukkan hubungan positif antara NDVI dan kekayaan spesies, menandakan bahwa vegetasi yang lebih rapat mendukung keanekaragaman. Selain itu, terdapat korelasi positif antara luas area dan jumlah spesies, dimana semakin luas habitat, semakin tinggi keanekaragaman spesies. Hasil penelitian tahap 2, sebanyak 20,1% kelelawar di Kota Batam terinfestasi ektoparasit, dengan prevalensi tertinggi pada E. spelaea, M. ater, dan M. muricola (100%) akibat jumlah individu yang sedikit. Ditemukan 123 ektoparasit dari enam spesies. Tujuh jenis gangguan kesehatan juga teridentifikasi, terutama alopecia dan kerusakan sayap, serta abnormalitas seperti depigmentasi, cacat mata, dan benjolan, yang diperkirakan akibat tekanan lingkungan. Hasil penelitian tahap tiga, model prediksi kesesuaian habitat kelelawar buah di Kota Batam menunjukkan performa tinggi (AUC 0,946–0,987). B. maculata memiliki kesesuaian habitat terbatas (16,23%), terutama di Pulau Batam, sementara C. brachyotis, C. horsfieldii, dan C. sphinx memiliki kesesuaian habitat yang lebih luas (43,42%–46,88%). Faktor utama yang mempengaruhi model kesesuaian habitat B. maculata adalah jarak dari garis pantai, NDMI, suhu, dan tutupan lahan, sedangkan ketiga spesies lainnya dipengaruhi oleh NDVI, kemiringan, sumber air, dan suhu. Penelitian ini mengungkapkan bahwa komunitas kelelawar lebih beragam di hutan terfragmentasi dekat perkotaan dibandingkan pulau kecil dengan sumber daya terbatas. Prevalensi ektoparasit dan gangguan kesehatan mencerminkan tekanan lingkungan di lanskap urban. Model prediksi habitat menunjukkan perbedaan faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi spesies kelelawar. Studi ini merekomendasikan perlindungan hutan, khususnya Hutan Lindung Sungai Ladi dan Duriangkang, serta pemulihan habitat yang terdegradasi untuk meningkatkan daya dukung lingkungan bagi kelelawar. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi kebijakan perlindungan kawasan
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Supervisors: | Dr. Wilson Novarino; Prof. Dr. Dahelmi; Prof. Dr. Chairul |
Uncontrolled Keywords: | Kumpulan kelelawar, pulau kecil, biodiversitas kota, ektoparasit; kondisi tubuh; kesesuaian habitat; analisis MaxEnt. |
Subjects: | Q Science > QL Zoology |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > S3 Biologi |
Depositing User: | s3 biologi biologi |
Date Deposited: | 24 Apr 2025 03:50 |
Last Modified: | 24 Apr 2025 03:50 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/494572 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |