Aksi Kolektif Multipihak Untuk Pembangunan Perkebunan Rakyat Berkelanjutan

Hariance, Rika (2024) Aksi Kolektif Multipihak Untuk Pembangunan Perkebunan Rakyat Berkelanjutan. S3 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (502kB)
	Text (BAB I) BAB I PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (560kB)
	Text (BAB VII) BAB PENUTUP.pdf - Published Version Download (522kB)
	Text (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (476kB)
	Text (Full Text) Disertasi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

Perkebunan rakyat dengan skala usaha yang kecil membutuhkan koperasi sebagai platform untuk pengembangan usaha dan penggerak agribisnis secara menyeluruh agar dapat mampu bersaing. Namun, petani dengan skala usaha kecil seringkali tidak memiliki akses yang memadai untuk menghimpun modal guna mengembangkan agribisnis mereka secara lebih luas, oleh karena itu perlu kolaborasi dengan multipihak. Kolaborasi multipihak diharapkan dapat membentuk aksi kolektif yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan bersama. Dengan mangambil kasus pada kolaborasi multipihak "Tungku Tigo Sajarangan" yang melibatkan koperasi KPTO Sebelas Jurai Saiyo, pemerintah daerah, dan perusahaan swasta pada pengelolaan agribisnis teh organik di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, penelitian bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan dan menganalisis aksi kolektif multipihak, (2) Menganalisis faktor yang mempengaruhi aksi kolektif multipihak dan (3) Memformulasikan reward system untuk aksi kolektif dalam pembangunan perkebunan rakyat yang berkelanjutan. Penelitian kemudian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode induktif dengan konten analisis dan triangulasi data. Wawancara mendalam dilakukan kepada stakeholder yang terlibat dalam kolaborasi sebanyak 12 orang yang terdiri dari pendiri dan pengurus koperasi, perwakilan pihak swasta, dan pemerintahan daerah. Serta wawancara terstuktur dilakukan kepada petani anggota koperasi yang dipilih secara snowball sampling sebanyak 48 orang yang terdiri dari anggota yang masih aktif dan yang sudah tidak aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksi kolektif belum berhasil terbentuk. Dinilai dari aspek dinamika interaksi antar pihak yang berkolaborasi, identitas kolektif di antara pihak-pihak yang terlibat belum terbentuk dengan kuat. Penggunaan nama koperasi sebagai simbol kerjasama dan filosofi yang mendukung belum mampu menciptakan semangat kerjasama yang tinggi. Meskipun tingkat solidaritas dalam bentuk pengabdian fisik dan spiritual dinilai tinggi, hal ini tidak cukup untuk menjamin keberhasilan aksi kolektif karena tidak disertai dengan manfaat nyata yang dirasakan. Dari sisi tingkat aksi kolektif, pihak-pihak yang terlibat memiliki keinginan kuat untuk bergabung dengan koperasi karena rasa kewajiban. Namun, hal ini tidak cukup untuk mendorong keberlanjutan aksi kolektif karena belum mampu memberikan manfaat finansial dan non finasial berkelanjutan. Untuk itu, formulasi reward system dirancang untuk memastikan bahwa setiap aktor dalam aksi kolektif mendapatkan pengakuan dan insentif yang sesuai berdasarkan kepada peran yang dilakukannya baik insentif financial, social, environmental, dan educational secara berkelanjutan. Aksi kolektif ini diharapkan akan bermuara pada koperasi multipihak yang hanya akan berhasil jika reward system-nya berjalan dengan baik. Aksi kolektif hanya akan berhasil jika dan hanya jika reward system berjalan dengan baik. Hal ini tidak hanya mensejahterakan anggota koperasi saja, akan tetapi juga mendukung pengembangan perkebunan rakyat yang berkelanjutan secara keseluruhan.

Actions (login required)

View Item