Hardiyanti, Lidia Sri (2025) Analisis Morfofisiologis Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Tercekam Kekeringan terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Pre Nursery. S2 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (COVER DAN ABSTRAK)
COVER DAN ABSTRAK.pdf - Published Version Download (68kB) |
![]() |
Text (BAB I PENDAHULUAN)
BAB I PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (107kB) |
![]() |
Text (BAB V PENUTUP)
BAB V PENUTUP.pdf - Published Version Download (28kB) |
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (204kB) |
![]() |
Text (FULL TEXT)
FULL TEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia. Peningkatan permintaan minyak sawit mendorong perluasan areal perkebunan, sehingga diperlukan bibit berkualitas untuk menjamin produktivitas. Salah satu tantangan dalam pembibitan adalah ketersediaan air, karena kekurangan air dapat menyebabkan merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia yang memiliki peran penting dalam ekonomi nasional dan industri cekaman kekeringan yang berdampak pada pertumbuhan bibit. Cekaman kekeringan menghambat pertumbuhan bibit kelapa sawit, menyebabkan penurunan laju pertumbuhan, pembesaran sel, serta meningkatkan risiko bibit afkir. Masalah ini berdampak pada biaya penyiraman yang tinggi dan rendahnya efisiensi penggunaan air. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan ketahanan bibit terhadap kekeringan. Salah satu solusi yang potensial adalah penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara dosis FMA dengan kapasitas lapang. Penelitian dalam bentuk percobaan dilaksanakan dari Juni hingga September 2024. Percobaan dilaksanakan di UPT Kebun Percobaan dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah kapasitas lapang yang terdiri dari 4 taraf yaitu 100, 75, 50, dan 25 %. Faktor kedua adalah dosis FMA yang terdiri dari 2 taraf yaitu 10 dan 15 g/bibit. Variabel pengamatan yaitu persentase akar terkolonisasi FMA, tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, panjang akar, volume akar, laju asimilasi bersih (LAB), laju tumbuh relatif (LTR), kerapatan stomata membuka, uji akumulasi prolin, rasio akar tajuk dan persentase abnormalitas bibit. Data dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA), uji F berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT, korelasi antar variabel di analisis dengan analisis korelasi dengan bantuan aplikasi STAR (Statistical Tool for Agricultural Research). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara kapasitas lapang dan dosis FMA terhadap morfofisiologis bibit bibit kelapa sawit tercekam kekeringan yang dapat dilihat dari diameter batang, luas daun, volume akar, kerapatan stomata membuka, uji akumulasi prolin dan rasio akar tajuk. Dosis FMA 10 g/bibit merupakan dosis FMA terbaik dan kapasitas lapang 75% merupakan kapasitas lapang yang memiliki pertumbuhan terbaik pada morfofisiologis bibit kelapa sawit dapat dilihat dari diameter batang, luas daun, volume akar, kerapatan stomata membuka, uji akumulasi prolin, rasio akar tajuk dan persentase abnormalitas bibit kelapa sawit.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Supervisors: | Musliar Kasim, Prof. Dr. Ir. MS; Indra Dwipa, Prof. Dr. Ir. MS |
Uncontrolled Keywords: | nurseries; Physiology; plantation; seedling; stress water |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > S2 Agronomi |
Depositing User: | s2 agronomi agronomi |
Date Deposited: | 15 Apr 2025 04:57 |
Last Modified: | 15 Apr 2025 04:57 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/492654 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |