Sihombing, Fatimah Rahmah (2024) KONSEKUENSI SOSIAL PASANGAN SUAMI ISTRI YANG MENUNDA MANGADATI DALAM ADAT BATAK TOBA (Desa Ladang Tengah, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah). S1 thesis, Universitas Andalas.
Text (COVER DAN ABSTRAK)
COVER_ABSTRAK.pdf - Published Version Download (277kB) |
|
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf - Published Version Download (455kB) |
|
Text (BAB 4)
BAB 4.pdf - Published Version Download (129kB) |
|
Text (SKRIPSI FULL TEXT)
SKRIPSI FULL FATIMAH RAHMAH SIHOMBING.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (DAPUS)
DAPUS.pdf - Published Version Download (235kB) |
Abstract
Perkawinan dalam adat Batak Toba tidak hanya melangsungkan akad nikah di kantor Urusan agama atau di kantor catatan sipil namun, ada tahapan selain dari akad nikah, salah satunya adalah prosesi mangadati. ini menjadi salah satu yang wajib di lakukan oleh pasangan yang sudah melakukan perkawinan pada masyarakat di Desa Ladang Tengah, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah. Pentingnya mangadati bagi masyarakat Batak Toba yang di anggap sebagai pintu masuk kedalam proses adat-istiadat suku Batak. Karena itu menjadi titik awal dari setiap individu suku Batak memiliki kedudukan dan peran di dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk konsekuensi social yang diterima pasangan suami istri yang tidak mangadati dalam adat Batak Toba. Penelitian ini menggunakan teori struktural fungsional Talcott Parsons, strktural fungsional yang menjelaskan pasangan suami istri yang menunda mangadati mematuhi adat Batak Toba akan mendapatkan konsekuensi yang diterima oleh pasangan yang tidak mangadati. Penelitian ini digunakan dengan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (depth interview) dan observasi non partisipan dengan penentuan informan berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan 11 informan pelaku dan 4 informan pengamat. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa ada 4 alasan pasangan suami istri menunda melaksanakan adat mangadati yaitu, 1)Kesulitan ekonomi, 2)Orang tua yang juga tidak mangadati, 3)Sinamot yang besar, 4)Tahapan yang rumit. Bentuk konsekuensi sosial yang didapat pasangan suami istri yang tidak mangadati terbagi menjadi 5 yaitu 1)Tidak di ikut sertakan dalam pembicaraan adat, 2)Tidak menerima sinamot dan tidak bisa ikut manor-tor 3) Anak tidak bisa melaksanakan adat mangadati, 4) Tidak bisa melaksanakan adat saur matua 5) dipandang rendah oleh masayarakat. Kata Kunci: Konsekuensi Sosial, Perkwinan, Adat Batak Toba, Mangadati
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Drs. Wahyu Pramono, M.Si; Dra. Mira Elfina, M.Si |
Uncontrolled Keywords: | Konsekuensi Sosial; Perkwinan; Adat Batak Toba; Mangadati |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Sosiologi |
Depositing User: | s1 sosiologi sosiologi |
Date Deposited: | 20 Jan 2025 08:56 |
Last Modified: | 20 Jan 2025 08:56 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/485992 |
Actions (login required)
View Item |