Aisya, Muhalna Indah Putri (2024) EFEK RESIDU FORMULASI AMELIORAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL TERHADAP SIFAT KIMIA INCEPTISOL DAN PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.). S1 thesis, Universitas Andalas.
Text (COVER & ABSTRAK)
COVER & ABSTRAK.pdf - Published Version Download (68kB) |
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version Download (176kB) |
|
Text (BAB V KESIMPULAN SARAN)
BAB V.pdf - Published Version Download (46kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (168kB) |
|
Text (SKRIPSI FULLTEXT)
SKRIPSI FULLTEXT.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Pemberian formulasi amelioran sumberdaya lokal yang teretdapat di kecamatan Banuhampu merupakan upaya menangani permasalahan Inceptisol yang dimanfaatkan secara intensif untuk lahan pertanian. Amelioran yang bersifat relatif stabil di dalam tanah, meninggalkan residu yang masih dapat dimanfaatkan untuk masa tanam selanjutnya, maka dilakukan penanaman kembali pada musim tanam kedua tanaman buncis dengan keadaan lahan tidak diberikan perlakuan. Penelitian ini bertujuan mengkaji efek residu pemberian formulasi amelioran sumberdaya lokal terhadap beberapa sifat kimia Inceptisol, produksi, kadar hara buah buncis dibandingkan dengan konvensional dan membandingkan sifat kimia Inceptisol terhadap musim tanam ke-1 dan musim tanam ke-2. Penelitian dilakukan di Jorong Kandang Jilatang, Nagari Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) 6 perlakuan 3 kelompok. Perlakuan terdiri dari 10 ton/ha formulasi Amelioran dan 1/2 rekomendasi pupuk sintetis (B=BB + Puhiti + Pukan + Kompos + 1/2PS, C=BB+ Puhiti + Pukan + 1/2PS, D=BB + Puhiti + Kompos + 1/2PS, E=Puhiti + Pukan + Kompos + 1/2PS, F=BB + Pukan + Kompos + 1/2PS) terhadap perlakuan A= konvensional 10 ton/ha Pukan dan 1 PS, yang menjadi pembanding dalam formulasi amelioran. Hasil penelitian menunjukan perlakuan B=BB + Puhiti + Pukan + Kompos + 1/2PS masih mampu memperbaiki sifat kimia tanah dan menunjang produksi tanaman buncis pada musim tanam ke-2 dengan meningkatkan pH 0,38 unit, KTK 10,02 cmol/kg, C-organik 0,77 %, menurunkan Al-dd 0,49 cmol/kg dan produksi maksimum tanaman buncis 8,96 ton/ha, kadar hara buah buncis 4,33% N, 0,045% P, dan 0,023% K dibandingkan dengan konvensional. Efek sisa amelioran yang diberi pupuk hijau titonia, tidak berdampak signifikan dikarenakan sudah terdekomposisi sempurna pada musim tanam ke-1 dan tidak tersedia untuk musim tanam ke-2. Secara umum pH, KTK dan C-Organik masa tanam ke-2 lebih tinggi dibandingkan masa tanam ke-1 sedangkan K-dd, N-Total dan P-Tersedia lebih rendah dibandingkan masa tanam ke-1.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Prof. Dr. Ir. Herviyanti, MS |
Uncontrolled Keywords: | Amelioran, Buncis, Inceptisol |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > S1 Ilmu Tanah |
Depositing User: | s1 ilmu tanah |
Date Deposited: | 12 Nov 2024 06:47 |
Last Modified: | 12 Nov 2024 06:47 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/483614 |
Actions (login required)
View Item |