Elsya, Fithri Anroza Putri (2024) Gambaran Gaya Resolusi Konflik Pada Masa Awal Pernikahan. S1 thesis, Universitas Andalas.
Text (cover & abstrak)
COVER & ABSTRAK.pdf - Published Version Download (353kB) |
|
Text (bab 1)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (253kB) |
|
Text (bab 5)
BAB 5 PENUTUP.pdf - Published Version Download (230kB) |
|
Text (daftar pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (242kB) |
|
Text (Skripsi full text)
E-SKRIPSI FULL TEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (41MB) | Request a copy |
Abstract
Pernikahan merupakan fase yang penuh tantangan, terutama pada lima tahun pertama, di mana konflik sering muncul sebagai bagian dari proses penyesuaian akibat perbedaan latar belakang, kepribadian, dan nilai-nilai antar pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gaya resolusi konflik yang digunakan oleh pasangan pada lima tahun pertama pernikahan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling dengan melibatkan 346 responden. Data dikumpulkan menggunakan Conflict Resolution Style Inventory-Self (CRSI-Self) dan Conflict Resolution Style Inventory-Partner (CRSI-Partner) untuk mengukur empat gaya resolusi konflik: pemecahan masalah positif, keterlibatan konflik, menghindar, dan kepatuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya pemecahan masalah positif adalah yang paling sering digunakan oleh suami dan istri, baik dalam penilaian diri (CRSI-Self) maupun penilaian pasangan (CRSI-Partner). Skor rata-rata gaya pemecahan masalah positif pada CRSI-Self tercatat 14.55 untuk suami dan 14.87 untuk istri, dengan frekuensi penggunaan tertinggi, yaitu 82.1% suami dan 79.8% istri. Pada CRSI-Partner, skor rata-rata adalah 14.83 untuk suami dan 14.58 untuk istri, dengan frekuensi tertinggi 83.8% suami dan 78.6% istri. Kesamaan penggunaan gaya pemecahan masalah positif ini menunjukkan adanya efek akurasi antara suami dan istri dalam menilai gaya resolusi konflik masing-masing. Faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, usia pernikahan, jumlah anak, penghasilan, status hubungan sebelum menikah, dan tempat tinggal turut berpengaruh terhadap preferensi gaya resolusi konflik. Pasangan yang tidak berpacaran sebelum menikah dan yang tinggal bersama keluarga besar lebih cenderung menggunakan gaya pemecahan masalah positif. Kesimpulannya, komunikasi yang efektif dan pemahaman terhadap dinamika konflik berperan penting dalam menjaga stabilitas pernikahan di masa awal.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Diny Amenike, M.Psi., Psikolog |
Uncontrolled Keywords: | Gaya Resolusi Konflik, Masa Awal Pernikahan, Pemecahan Masalah Positif |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > S1 Psikologi |
Depositing User: | S1 Psikologi Psikologi |
Date Deposited: | 08 Nov 2024 07:47 |
Last Modified: | 08 Nov 2024 07:47 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/482279 |
Actions (login required)
View Item |