Oktarima, Sovia (2024) PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI KOTA BUKITTINGGI. Masters thesis, Universitas Andalas.
Text (Cover Abstrak)
COVER SOVIA_merged.pdf - Published Version Download (117kB) |
|
Text (Bab I)
BAB I PENDAHULUAN SOVIA OKTARIMA.pdf - Published Version Download (672kB) |
|
Text (Bab Akhir/Penutup)
BAB IV PENUTUP SOVIA.pdf - Published Version Download (122kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA SOVIA.pdf - Published Version Download (199kB) |
|
Text (Tesis Full)
DRAF TESIS Setelah semhas (1) (1).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Syarat wajib dalam pembelian rumah agar berkekuatan hukum antara lain adanya Akta Jual Beli (AJB). Developer perumahan tidak dapat melaksanakan AJB karena rumah yang dibangun belum ada, sehingga disiasati dengan cara melakukan perjanjian pengikatan jual beli (PPJB), untuk selanjutnya nanti dilakukan akad proses AJB dan pembuatan sertifikat tanah dan bangunannya. Dalam prakteknya PPJB yang dibuat tidak sesuai dengan KUHPerdata dan PP 12 tahun 2021 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa Notaris membuatkan PPJB yang tidak sesuai dengan PP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan dan Kawasan Permukiman di Kota Bukitinggi? Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi pembeli berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di Kota Bukittinggi? Mengapa pembeli belum memperoleh sertipikat atas hak milik atas rumah yang dibelinya kepada pengembang di Kota Bukittinggi?, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yuridis Empiris, teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi, hasil dari penelitian ini adalah alasan Notaris membuatkan PPJB yang tidak sesuai dengan PP 12 tahun 2021 karena Notaris tidak mengetahui adanya aturan tersebut dan Notaris telah menganggap sah isi perjanjian tanpa memperhatikan syarat objektif suatu perjanjian. Bentuk perlindungan hukum bagi pembeli berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di Kota Bukittinggi yakni pihak pembeli belum sepenuhnya mendapatkan uangnya kembali dan mendapatkan ganti rugi sesuai dengan nilai yang dirugikan oleh pihak Developer Kenapa pihak pembeli belum mendapatkan sertipikat dikarenakan, pihak Sertipikat sendiri belum dipecah/masih induk, jika sudah lunas pembayarannya maka baru bisa dipecah dan pihak pembeli bisa mendapatkan Sertipikat. Jadi sertipikat tersebut dititipikan ke kantor Notaris, tindakan Notaris dalam menerima penyimpanan sertipikat hak atas tanah sebagai sikap netral Notaris terhadap para pihak untuk menjamin kepastian dan perlindungan hukum. Kata Kunci : Notaris, PPJB, Pembangunan Perumahan
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Primary Supervisor: | Prof.Dr.Zefrizal Nurdin,SH.,MH |
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : Notaris, PPJB, Pembangunan Perumahan |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Pascasarjana (S2) |
Depositing User: | s2 kenotariatan kenotariatan |
Date Deposited: | 20 Aug 2024 08:50 |
Last Modified: | 20 Aug 2024 08:50 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/476518 |
Actions (login required)
View Item |